
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Sebanyak 17 wali santri korban ambruknya musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo, menerima bantuan dari Kementerian Sosial (Kemensos) RI.
Bantuan tersebut diserahkan langsung oleh Menteri Sosial, Saifullah Yusuf, dalam acara Tahlil Akbar Syuhada Santri Al-Khoziny yang digelar di Aula KH. M. Hasyim Asy’ari, Kantor PWNU Jawa Timur, Sabtu (11/10/2025).
Dalam sambutannya, Saifullah Yusuf menegaskan bahwa pemerintah memberikan perhatian penuh terhadap penanganan musibah di Ponpes Al-Khoziny sejak hari pertama kejadian.
“Presiden memberikan atensi sejak awal, mulai proses evakuasi, masa darurat, hingga tahap rehabilitasi dan rekonstruksi. Semua dilakukan bersama kementerian terkait, Pemprov Jawa Timur, serta pemerintah daerah,” ujarnya.
Menteri yang karib disapa Gus Ipul tersebut menegaskan, prioritas pemerintah saat ini adalah memastikan perlindungan dan jaminan sosial bagi seluruh keluarga korban, baik yang meninggal dunia maupun yang mengalami luka berat.
Kemensos juga menyiapkan program pendampingan medis dan sosial bagi para santri yang kini hidup dengan disabilitas akibat tragedi tersebut.
“Kami sudah berkoordinasi dengan Komisi Nasional Disabilitas agar santri dan keluarga penyandang disabilitas mendapat pendampingan layak. Alat bantu seperti kaki palsu, tongkat, dan kursi roda akan disediakan sesuai kebutuhan,” terang mantan Wakil Gubernur Jawa Timur itu.
Selain memberikan bantuan, Gus Ipul juga mengajak seluruh pihak memberikan dukungan moral bagi santri yang selamat agar tetap bersemangat menuntut ilmu dan menatap masa depan dengan optimisme.
“Ini bukan akhir dari segalanya, tetapi awal untuk bangkit dan menata masa depan lebih baik,” tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, Gus Ipul yang juga menjabat Sekjen PBNU mengingatkan pentingnya evaluasi menyeluruh terhadap kondisi bangunan pesantren di seluruh Indonesia. Ia menilai, banyak pondok dibangun secara swadaya tanpa perencanaan struktur yang memadai.
“Kita perlu belajar dari musibah ini. Sudah saatnya pengurus pesantren, terutama yang berada di bawah naungan NU, melakukan audit struktur bangunan bersama pemerintah daerah atau Kementerian PUPR,” tegasnya.
Acara tahlil akbar tersebut dihadiri para kiai, pengasuh pesantren, pengurus PWNU se-Jawa Timur, serta keluarga korban. Selain menjadi ajang doa bersama, kegiatan itu juga menjadi wujud kepedulian sosial dan solidaritas untuk keluarga besar Pondok Pesantren Al-Khoziny.(dev/rev)