
MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Malam puncak peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) 2025 yang digelar di Lapangan Trowulan, Kabupaten Mojokerto pada Kamis (2/10/2025) berlangsung khidmat dan meriah.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, menegaskan bahwa kegiatan Bulan PRB digelar secara bergiliran setiap tahun di berbagai provinsi.
Pada tahun 2024 berlangsung di Nusa Tenggara Barat (NTB), sedangkan tahun ini di Jawa Timur, dan pada 2026 mendatang dijadwalkan berlangsung di Banten.
“Acara ini sudah direncanakan jauh-jauh hari. Tentu saja kami tidak menutup mata terhadap musibah di Sidoarjo. Karena itu, kegiatan yang bersifat seremonial dikurangi secara signifikan. Namun, pembatalan tidak dilakukan karena persiapan sudah matang,” jelas Suharyanto.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada Gubernur Jawa Timur, Bupati Mojokerto, serta Wali Kota Mojokerto yang telah mendukung penuh terselenggaranya acara puncak Bulan PRB 2025.
Dalam kesempatan itu, Suharyanto mengingatkan bahwa Indonesia merupakan negara dengan tingkat kerawanan bencana yang tinggi. Berdasarkan data BNPB, jumlah kejadian bencana di Indonesia setiap tahunnya selalu di atas 3.000 kejadian, meski dengan intensitas dan dampak yang berbeda-beda.
“Alhamdulillah, dampak bencana dapat terus kita kurangi, baik korban jiwa maupun kerusakan. Hal ini menunjukkan kesadaran masyarakat dalam menghadapi bencana semakin meningkat,” tegasnya.
Malam puncak Bulan PRB 2025 turut diisi tausiyah dan arahan dari Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno. Suasana hangat kebersamaan dan semangat tangguh bencana mewarnai jalannya acara hingga selesai.
Pratikno menyampaikan pencegahan dan kesiapsiagaan harus terus dilakukan bersama-sama, mengingat lebih dari 3.500 tercatat setiap tahunnya terjadi di Indonesia.
“Mohon kita sama-sama cegah bencana. Yang sederhana saja, buang sampah jangan sembarangan. Sungai dijaga kebersihannya. Tentu saja kita harus paham bahwa ketika terjadi bencana, kita tahu apa yang harus dilakukan,” tuturnya.
Sementara itu, Wakil Gubernur Jatim, Emil Elistuanto Dardak, menyampaikan apresiasi atas kepercayaan yang diberikan kepada Jatim sebagai tuan rumah. Ia menegaskan bahwa Provinsi Jatim berkomitmen menurunkan indeks risiko bencana, yang terbukti menurun dari 137,88 pada 2019 menjadi 95,75 di tahun 2024.
“Ini adalah buah kerja keras bersama pemerintah dan masyarakat. Warga Jawa Timur semakin adaptif dan tangguh menghadapi bencana,” ucapnya.
Melalui momentum sebagai tuan rumah penyelenggaraan PRB, Emil mengajak seluruh rakyat Jatim agar bisa menjadi percontohan bagaimana masyarakat menjadi lebih tangguh dalam mengantisipasi bencana. (dev/msn)
Acara tahunan ini dihadiri berbagai pihak, mulai dari pemerintah pusat, daerah, hingga tokoh masyarakat.