Cegah Penyakit Kronis, Dokter FKTP Tulungagung Ajak Peserta JKN Lakukan Pola Hidup Sehat

Cegah Penyakit Kronis, Dokter FKTP Tulungagung Ajak Peserta JKN Lakukan Pola Hidup Sehat

TULUNGAGUNG,BANGSAONLINE.com - Penyakit kronis seperti Diabetes Mellitus (DM) dan Hipertensi (HT) kini tidak hanya mengancam orang lanjut usia, tetapi juga banyak menyerang anak muda. 

Hal ini menjadi perhatian serius bagi tenaga kesehatan, salah satunya Emi Andarukmi (52), pemilik Klinik dr Emi yang merupakan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) di Tulungagung.

Emi menuturkan, gaya hidup yang tidak sehat menjadi faktor utama meningkatnya kasus penyakit kronis di kalangan remaja.

Ia bahkan pernah menangani pasien berusia 16 tahun dengan kadar gula darah mencapai lebih dari 400.

“Saya pernah menjumpai pasien yang masih bersekolah di SMA, umurnya sekitar 16 tahun, gula darahnya mencapai angka 400 lebih. Angka itu sudah sangat tinggi dibandingkan kadar gula darah normal pada usianya, kondisi ini mengharuskan dia menjalani pengobatan rutin,” ungkapnya, Kamis (11/9/2025).

Menurut Emi, pola konsumsi makanan cepat saji, minuman kemasan, jarang berolahraga, hingga kebiasaan begadang membuat generasi muda rentan terkena DM maupun HT.

“Setelah saya menanyakan kepada pasien tersebut terkait pola hidupnya, ternyata dia gemar mengkonsumsi minuman dalam kemasan hampir setiap hari, serta makanan cepat saji. Kita tahu bahwa kandungan gula pada minuman ini sangat tidak terukur,” jelasnya.

Emi mengingatkan, gejala penyakit kronis sebenarnya bisa dikenali lebih awal. 

DM misalnya, ditandai dengan rasa haus berlebihan, penurunan berat badan, hingga sering buang air kecil. 

Sedangkan HT biasanya terlihat dari tekanan darah tinggi disertai keluhan pusing yang berulang.

"Masyarakat sebenarnya dapat mengenali beberapa tanda DM dan HT, namun seringkali diabaikan. Jika sering merasa capek, pusing, sering buang air kecil terutama pada malam hari, atau berat badan menurun drastis, lebih baik segera periksa. Apalagi jika ada riwayat keluarga yang sakit kronis, harus lebih waspada,” tambahnya.

Jika tidak ditangani sejak dini, DM dan HT berpotensi menimbulkan komplikasi serius seperti stroke, gangguan jantung, kerusakan saraf mata, hingga gagal ginjal yang membutuhkan cuci darah seumur hidup.

"DM dan HT bisa menimbulkan komplikasi penyakit yang menyerang saraf mata, stroke atau penyakit kardiovaskuler lainnya. Bahkan lebih parah lagi bisa menyebabkan gagal ginjal. Oleh karena itu, sangat penting mengenali gejala yang ada pada tubuh kita dan jangan ragu untuk konsultasi dengan dokter,” tegas Emi.

Untuk mencegah risiko penyakit kronis, Emi menekankan pentingnya menjaga pola hidup sehat. 

Langkah kecil seperti mengurangi makanan cepat saji, memperbanyak konsumsi sayur dan buah, serta olahraga ringan 30 menit setiap hari sangat efektif untuk menjaga kesehatan.

"Sebenarnya menjaga pola hidup sehat mudah, namun diperlukan niat dan konsisten dari diri sendiri. Kurangi konsumsi makanan cepat saji, ganti dengan makanan bergizi seimbang, dan lakukan aktivitas fisik sesuai kemampuan,” jelasnya.

Selain menjaga pola hidup sehat, masyarakat dapat memanfaatkan Program Skrining Riwayat Kesehatan (SRK) dari BPJS Kesehatan.

Layanan ini terbuka bagi seluruh peserta JKN tanpa batasan usia dan dapat dilakukan secara mandiri.

Dengan kombinasi antara pola hidup sehat dan deteksi dini melalui SRK, masyarakat dapat mencegah risiko penyakit kronis sejak dini sekaligus menjaga kualitas hidup lebih baik.

"Program Skrining Riwayat Kesehatan (SRK) dari BPJS Kesehatan sangat bagus. Peserta JKN jangan tunda lagi untuk melakukan SRK karena sangat mudah dan bermanfaat. Dari hasil SRK ini, jika terindikasi suatu penyakit tertentu dapat segera berobat ke FKTP, semua pembiayaan atas indikasi medis dijamin oleh BPJS Kesehatan,” pungkas Emi. (fer/van)