
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Gubernur Khofifah memastikan bahwa proses renovasi Gedung Negara Grahadi dilakukan secara cermat dan sesuai kaidah pelestarian warisan budaya. Renovasi ini melibatkan para ahli cagar budaya untuk menjaga keaslian karakter bangunan bersejarah tersebut.
Menurut Khofifah, setiap material yang digunakan dalam proses restorasi tengah diidentifikasi secara detail agar sesuai dengan bentuk dan bahan aslinya.
“Semua dihitung, diidentifikasi, dikasih catatan-catatan. Jenis paku, kapur, genteng, kayu, hingga kaca semuanya diperhatikan. Dulu tidak pakai semen, tapi kapur, dan itu tidak diproduksi di Indonesia, jadi harus pesan khusus,” ujarnya, Minggu (7/9/2025).
Ia menjelaskan, beberapa material seperti kayu akan dipesan melalui Perhutani, genteng akan dibuat ulang sesuai model dan warna aslinya, sementara kaca dan marmer yang rusak akan ditangani berdasarkan arahan tim konservasi.
“Kalau persis sama dengan aslinya tidak bisa, tapi semaksimal mungkin dibuat seperti dulu,” tuturnya.
Dalam proses pembersihan, Khofifah turut melibatkan santri dari Pesantren Tebuireng dengan pengawasan ketat dari tim cagar budaya.
“Besok santri Tebuireng akan membantu bersih-bersih, tetap dalam monitoring mereka,” imbuhnya.
Terkait target penyelesaian, Khofifah berharap renovasi Gedung Grahadi dapat rampung dalam waktu tiga bulan.
“Mudah-mudahan, karena asumsi barang materialnya sudah terkonfirmasi,” pungkasnya. (dev/mar)