
GRESIK, BANGSAONLINE.com - Pertumbuhan pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Gresik dinilai belum optimal dalam menopang APBD (anggaran pendapatan dan belanja daerah).
Padahal, Gresik dikenal sebagai daerah industri dengan ribuan perusahaan, baik dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) maupun penanaman modal asing (PMA).
Ketua Komisi II DPRD Gresik, Wongso Negoro, mengungkapkan bahwa PAD Gresik hanya tumbuh sekitar Rp500 miliar selama 7 tahun terakhir.
“Kalau dilihat trennya, pertumbuhan PAD Gresik terbilang belum bagus. Selama 7 tahun dalam catatan kami, PAD hanya tumbuh Rp500 miliar atau 0,5 triliun,” ujarnya kepada BANGSAONLINE, Senin (1/9/2025).
Ia pun merinci, PAD Gresik pada tahun 2019 tercatat sebesar Rp1,025 triliun, sementara pada APBD 2025 diproyeksikan mencapai Rp1,544 triliun. Namun, hingga September 2025, capaian PAD diperkirakan hanya mendekati Rp1,5 triliun.
“Masih jauh kalau mengejar PAD daerah tetangga seperti Kabupaten Sidoarjo yang sudah mencapai sekitar Rp2 triliun dan Kota Surabaya sekitar Rp4 triliun di tahun 2024,” cetusnya.
Wongso menjelaskan, ada beberapa faktor yang menyebabkan lambatnya pertumbuhan PAD Gresik. Seperti masuknya proyek nasional yang tidak berdampak langsung pada peningkatan fiskal daerah, serta belum optimalnya penggalian objek PAD, pengelolaan aset daerah, dan kinerja Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
Sebagai solusi, ia mendorong Pemkab Gresik untuk memanfaatkan aset-aset daerah yang belum digunakan secara maksimal, seperti tanah dan bangunan, sebagai sumber PAD baru.
“Banyak sekali aset tanah dan bangunan milik Pemkab Gresik yang nganggur. Kalau aset itu bisa dikelola atau dikerjasamakan dengan pihak ketiga, saya optimis banyak berbuah PAD. Di Gresik sudah banyak pengusaha yang memanfaatkan aset mereka untuk dikerja samakan dengan pihak ketiga, dan hasilnya sangat besar,” pungkasnya. (hud/mar)