Istighatsah di Pendopo, Kiai Asep Berdoa Islamic Science Park Jatim & Pemindahan Pusat Pemkab Lancar

Istighatsah di Pendopo, Kiai Asep Berdoa Islamic Science Park Jatim & Pemindahan Pusat Pemkab Lancar Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, saat memberikan taushiyah dalam acara salat malam dan istighatsah di Pendopo Kabupaten Mojokerto, Jumat (15/8/2025) malam. Foto: MMA/bangsaonline

MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com – Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, kembali menggelar salat malam dan istighatsah di Pendopo Kabupaten Mojokerto, Jumat (15/8/2025) malam. Acara spiritual massal itu diikuti ratusan kiai, nyai dan tokoh masyarakat dari seluruh daerah Kabupaten Mojokerto.

“Salat malam dan istighatsah ini untuk bangsa dan negara. Terutama Kabupaten Mojokerto,” ujar Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, yang popular sebagai kiai gemar bersedekah.

Tampak hadir Bupati Mojokerto Dr Muhammad Al Bara (Gus Bara), Wakil Bupati Mojokerto Ahmad Rizal Octavian, mantan Bupati Mojokerto Dr H. Achmady, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Mojokerto Nurul Amin, dan sejumlah anggota DPRD Kabupaten Mojokerto.

Juga hadir Ketua PCNU Kabupaten Mojokerto, KH Abdul Muchid, Ketua PC Muslimat NU, Hj Aslikhatul Mahmudah, Ketua PC Fatayat Kabupaten Mojokerto Dr Rahmi Mubarokah dan para kiai pimpinan pondok pesantren. Diantanya Kiai Ahmad Muhammad, seorang kiai yang mengasuh pesantren Tahfidzul Quran.

“Kiai Ahmad Muhammad ini wajahnya lugu, doanya sangat mustajab,” kata Kiai Asep yang menghadiri acara tersebut bersama istri tercintanya, Nya Hj. Alif Fadhilah.

Pendiri dan pengasuh Pondok Pesanren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto itu berharap program-program Bupati Mojokerto Dr H Muhammad Al Barra (Gus Bara) berjalan lancar dan sukses serta bermanfaat bagi rakyatnya.

Kiai Asep bahkan berharap Mojokerto menjadi miniatur Indonesia. Yaitu kebupaten maju, adil dan Makmur.

“Sebagai kabupaten terbaik di seluruh Jawa Timur, seluruh Indonesia bahkan dunia,” kata Kiai Asep di depan para kiai, nyai dan tokoh masyarakat Mojokerto yang memenuhi ruang belakang pendopo tersebut.

Salah satu program unggulan yang dicanangkan Gus Bara adalah pemindahakan kantor pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto. Hingga sekarang kantor Pemkab masih “numpang” di kawasan Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto.

Begitu juga program Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Kiai Asep berharap program-program Gubernur Khofifah terealisasi dengan lancar dan baik. Kiai Asep menyebut salah satu program unggulan Gubernur Khofifah adalah membangun Indonesia Islamic Sicience Park (IISP) di kaki jembatan Suramadu.

Karena itu Kiai Asep mengajak semua peserta salat malam dan istighatsah membaca Ya Hayyu Ya Qoyyum. “Salah satu arti Ya Hayyu, bahwa Allah bisa mewujudkan sesuatu sesuai kalkulasi akal manusia. Sedangkan salah satu arti Ya Qayyum, bahwa Allah bisa mewujudkan sesuatu meski dalam kalkulasi manusia tak mungkin terwujud, atau tak sesuai dengan kalkulasi akal manusia,” tegas putra KH Abdul Chalim, salah seorang kiai pendiri NU dan pejuang kemerdekaan RI yang pada November 2023 mendapat anugrah gelar pahlawan nasional.

Sebenarnya Gubernur Khofifah mengaku sudah menyiapkan anggaran Rp 300 miiar. Tapi realisasi pembangunan IISP tersendat karena terkendala peralihan status lahan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) ke Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

“Karena itu kita baca Ya Hayyu Ya Qayyum birahmatika astaghits,” ajak kiai yang selalu mengenakan baju putih lengan panjang itu.

Realisasi pembangunan 

Kiai Asep juga mendoakan Presiden Prabowo. Ia berharap program-program Prabowo bisa terealiasi dengan lancar.

Menurut Kiai Asep, Gus Bara sebagai bupati bertumpu pada kaidah tasarraful imam ‘alarraiyah manuthun bil maslahah. “Bahwa kebijakan seorang pemimpin itu harus berorientasi kepada kemasalahatan atau kepentingan umat atau rakyatnya,” kata Kiai Asep yang juga Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu).

Kiai Asep mendoakan semoga Gus Bara dan Wakilnya, Muhammad Rizal Oktavian, menjadi pemimpin yang jujur, bijak dan adil. “Sehingga bisa memakmurkan dan menyejahterakan masyarakat Mojokerto,” harap Kiai Asep.

Kiai Asep juga menegaskan, meski acara salat malam dan istighatsah ini digelar di Pendopo Kabupaten Mojokerto tapi tidak sedikitpun memanfaatkan dana APBD.

"Semua dari uang saya pribadi," kata Kiai Asep. 

Kenapa? "Ada buku Kiai Miliarder Tapi Dermawan. Penulisnya juga hadir. Pak Masud," kata Kiai Asep yang langsung disambut tawa para kiai dan nyai.

Kiai Asep lalu bercerita penghasilan istrinya, Nyai Alif Fadhilah. Menurut dia, penghasilan isteri tersayangnya itu sebsar Rp 2 miliar tiap bulan. 

Kalau penghasilan Kiai Asep sendiri? 

"Waktu beli mobil, leasing tanya berapa penghasilan istri saya, dijawab Rp 2 miliar. Penghasilan saya disebut Rp 4 miliar. Saya bilang tidak benar. Yang benar lebih dari itu," kata Kiai Asep yang lagi-lagi disambut tawa para kiai dan bu nyai.

Karena itu, Kiai Asep tak pernah minta sumbangan untuk menggelar acara. Bahkan Kiai Asep justru selalu membiayai setiap acara apapun. Termasuk acara salat malam dan istighatsah ini.

"Nanti bapak ibu sekalian semua akan mendapat uang transport. Juga uang dari saya pribadi," kata Kiai Asep lagi. 

Itulah kenapa Kiai Asep mengaku tak tertarik jadi menteri. "Gajinya menteri berapa. Paling Rp 100 juta atau Rp 200 juta," tegas Kiai Asep.

Lain lagi kalau mereka korupsi. Bisa jadi lebih besar penghasilannya.

"Tapi kalau jadi anggota Wantimpres saya mau," katanya.

Dalam acara itu juga digelar khataman Al Quran. "Qurannya nanti menjadi hak masing-masing yang baca. Dibawa pulang," tegas Kiai Asep.

"Jadi bapak ibu yang hadir 30 kali ke acara ini bisa dapat Quran 30 juz," katanya.