Pasir Langka, 10 Paket PL Pengairan PU Tidak Selesai Tepat Waktu

Pasir Langka, 10 Paket PL Pengairan PU Tidak Selesai Tepat Waktu pasokan pasir semakin langka membuat proyekan PU Pengairan tidak selesai tepat waktu.

LUMAJANG, BANGSAONLINE.com - Kelangkaan material pasir membuat aktivitas pembangunan terutama di bidang pengairan dihentikan sementara, sampai batas waktu yang tidak dapat ditentukan. 

Penghentian sementara, pembangunan irigasi tersebut, menyusul adanya protes dari sejumlah rekanan yang sulit mendapatkan pasir. Pasca kejadian berdarah pembunuhan aktivis Salim Kancil, Warga Desa Selok Awar-awar, Kecamatan Pasirian bulan lalu. Hingga 14 paket pekerjaan pengairan tahun 2015 molor.

Menurut Kepala Bidang Pengairan dan Irigasi, Dinas Pekerjaan Umum Pemerintah Kabupaten Lumajang, Gunawan mengatakan, bahwa, ada sekirar 14 paket pekerjaan Irigasi tahun 2015 molor. Dimana kemoloran tersebut diakibatkan kelangkaan bahan material utama yakni pasir. Namun, dari 14 paket itu, 4 paket sudah selesai. 

"Beberapa paket, kekurangan pasokan pasir dan terpaksa berhenti hingga bahan utama tersebut mudah di dapatkan kembali," katanya, usai mengumpulkan beberapa rekanan di Dinas PU setempat,Rabu (21/10).

Gunawan menambahkan, di tahun 2015 ini di Dinas PU bagian pembangunan dan irigasi, ada 14 paket pekerjaan. Dimana 14 paket itu, 4 sudah selesai, sebelum terjadi kelangkaan pasir. " Yang 10 ini akan kita tetapkan perpanjangan waktu karena ada masalah penghentian monotorium pasir. Dan pasir ini bahan utama di pekerjaan pengairan, tanpa itu, rekanan tidak bisa melanjutkan pembangunan," ungkapnya.

Jika memaksa melanjutkan pembangunan tersebut, dikwatirkan terjadi permasalahan, materialnya tidak berani, karena ada masalah itu, rekanan tidak akan mengambil resiko. Maka kita ajukan perpanjangan waktu, waktu tersebut akan kita evaluasi sampai kapan penerapan perpanjangan berhenti, jika pasir sudah jalan maka pembangunan bisa dilanjutkan, kita sesuaikan dilapangan 

Ditanya, kenapa tidak mengambil pasir dari daerah lain, Gunawan menjelaskan, pengambilan pasir dari daerah lain, pihak rekanan kesulitan untuk mendapatkannya. Selain itu, harga yang ditawarkan berlipat-lipat. Sedangkan kwalitasnya kurang bagus, kalah dengan pasir asli Lumajang. " Kata rekanan pengangkut pasir dari daerah lain tidak berani masuk ke Lumajang," terangnya.

Gunawan sempat menjelaskan, 10 paket yang belum selesai itu, hingga hari ini, pembangunannnya sudah mencapai 50 persen hingga 65 persen. Dimana proyek pembangunan irigasi pengairan tersebut, terpecah di beberapa titik di Seluruh Kabupaten Lumajang dengan anggaran keseluruhan 1.559.329.300 miliar. " Proyek ini Petunjuk Langsung (PL) karena nilainya dibawah 200 juta," tambahnya.

Gunawan berharap, ada kejelasan tentang kapan pasir bisa normal kembali pasca penutupan, akibat tragedi di Selok Awar-Awar. " Ya ada surat tertulis kapan pasir bisa normal Kembali," tungkasnya.

Sebelumnya, 13 penambang pasir diperbolehkan melakukan aktifitas penambangan. Namun, para penambang tersebut, harus memenuhi syarat administrasi, termasuk memasang papan nama dan patok, wilayah di tambang miliknya. 

Sementara itu, pengendalian Lahar Semeru Lumajang, dikabarkan belum mengelurkan rekomendasi penambangan kepada para penambang. Dimana rekomendasi dari Proyek Semeru tersebut, sebagai kelengkapan administrasi para penambang yang mengantongi ijin. Jika demikian, ada penambang sudah mengantongi ijin maupun tidak, dipastikan semua Ilegal. 

Sumber: Harian Bangsa

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO