
"Batu itu malah lucu lagi. Seharusnya jadi juara grup malah jadi runner-up. Sedangkan tim yang awalnya tak lolos malah jadi juara grup. Ini kan seperti ada pesanan," tuturnya.
Melihat dinamika ini, dia menegaskan, Jember tidak sedang mempermasalahkan soal menang atau kalah.
"Kami tidak mengejar kemenangan. Yang penting regulasinya jelas, konsisten. Jangan berubah-ubah. Jangan ada aroma pesanan," tegasnya.
Sebagai bentuk ketidakpuasan, Jember resmi melayangkan surat protes ke panitia
LOC Pertandingan Angkat Bicara
Menyikapi adanya protes terhadap keputusan yang dikeluarkan oleh Technical Delegate (TD). Hal ini dibenarkan oleh Andis M, anggota Local Organizing Committee (LOC) yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan event tersebut.
"Dari keputusan Technical Delegate (TD), masih ada tim yang belum menerima keputusan itu," kata Andis, Selasa (24/6/2025.
Protes ini menciptakan ketidakpastian di kalangan tim selama persiapan menuju babak semifinal.
Panitia penyelenggara kini meminta kejelasan dari TD mengenai hasil keputusan tersebut.
"Kami ingin memastikan semua tim mendapat informasi yang jelas," tambahnya.
Kekhawatiran juga muncul dari tim Jember, yang mengancam akan mengerahkan massa untuk melakukan demonstrasi di stadion sebagai bentuk protes.
Andis menyatakan, Pihak Panpel juga menunggu respon dari TD terkait kelancaran dan keamanan pelaksanaan pertandingan sepak bola putri.
"Selama ini, kami sudah menjaga agar kegiatan ini tetap aman dan terkendali, baik di tingkat regional maupun nasional." ujarnya
Lebih lanjut, Andis juga menekankan bahwa pihak panitia belum bisa mengirim undangan untuk Mach Koordinator Meeting (MCM) babak semifinal.
Alasannya, mereka masih menunggu kepastian mengenai tim mana yang akan lolos ke babak berikutnya.
Selain itu, hal ini juga menjadi bagian dari upaya menjaga transparansi dan keadilan dalam penyelenggaraan turnamen. (adi/van)