Pemkot Kediri Perkuat Kemitraan dalam Pencegahan ATM

Pemkot Kediri Perkuat Kemitraan dalam Pencegahan ATM Pertemuan penguatan forum kemitraan pencegahan dan penanggulangan ATM di Kota Kediri. Foto: Ist

KOTA KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Pemkot Kediri melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) menggelar pertemuan penguatan forum kemitraan pencegahan dan penanggulangan penyakit AIDS, Tuberkulosis, dan Malaria (ATM) pada tahun ini. Agenda tersebut berlangsung di Ruang Joyoboyo, Balai Kota Kediri, Rabu (18/7/2025).

Kegiatan itubertujuan untuk mendukung tercapainya target eliminasi HIV/AIDS, TBC, dan malaria di Kota Tahu pada 2030. Kepala Dinkes Kota Kediri, Muh. Fajri Mubasysyir, menegaskan bahwa penanggulangan ATM membutuhkan peran lintas sektor.

"Kita harus meningkatkan jejaring dan kemitraan serta kolaborasi agar ATM ini bisa kita tanggulangi bersama sehingga eliminasi TBC Tahun 2030 bisa terealisasi," tuturnya.

Berdasarkan data hingga triwulan I Tahun 2025, Dinas Kesehatan Kota Kediri mencatat jumlah penderita HIV/AIDS sebanyak 2.780 orang, terdiri dari 2.247 penderita HIV dan 533 penderita AIDS. Sementara itu, kasus TBC mencapai 393 penderita, dan kasus malaria hanya terdapat satu penderita.

"Ini data kumulatif karena penderita HIV/AIDS tidak bisa sembuh, sehingga tidak bisa dibuat data kasus baru per tahun. Sedangkan kasus malaria yang kita tangani bukan berasal dari Kota Kediri, melainkan kasus import dari luar wilayah," urai Fajri.

Saat ini, hampir semua rumah sakit dan puskesmas di Kota Kediri telah menyediakan layanan Perawatan, Dukungan, dan Pengobatan (PDP) HIV/AIDS, serta layanan untuk TBC dan malaria. Namun, masih ada sejumlah tantangan dalam penanganannya, seperti stigma negatif terhadap Orang dengan HIV/AIDS (ODHIV) dan rendahnya angka akses pengobatan ARV.

Untuk mengatasi hal tersebut, Fajri menegaskan pentingnya strategi berbasis komunitas dan jejaring kerja dengan kader kesehatan guna memperkuat edukasi serta sosialisasi. Ia juga mendorong perluasan layanan PDP di puskesmas agar ODHIV dapat segera mengakses ARV, serta mengusulkan pelatihan tata laksana HIV dan IMS secara komprehensif bagi tenaga kesehatan yang belum memiliki kompetensi di bidang tersebut.

"Secara masif kita juga akan memberikan edukasi dan sosialisasi untuk mencegah HIV/AIDS dengan mengampanyekan hubungan yang sehat serta mempromosikan pencegahan dan pengobatan ATM," ujarnya.

Sementara itu, perwakilan Asosiasi Dinas Kesehatan, Rahayu Kusdarini, menyampaikan bahwa pihaknya mendapatkan amanat dari Kementerian Kesehatan dan Kemendagri untuk melakukan pendampingan terhadap 248 kabupaten/kota di Indonesia, termasuk Kota Kediri, dalam upaya penuntasan AIDS, TBC, dan malaria hingga Tahun 2030.

"Kita dorong dan fasilitasi daerah untuk duduk bersama menyelesaikan permasalahan yang ada. Tentu para peserta yang hadir bisa berkontribusi menyampaikan pemikiran dan menyusun langkah strategis sesuai dengan tugas masing-masing," katanya.

Pertemuan ini telah berlangsung sejak hari Senin lalu dan melibatkan berbagai pihak, termasuk perwakilan rumah sakit, OPD terkait, kecamatan, kelurahan, puskesmas, perbankan, serta pimpinan organisasi keagamaan. 

Diharapkan, melalui kerja sama lintas sektor, eliminasi ATM di Kota Kediri dapat terwujud sesuai target nasional pada 2030. (uji/mar)