Pemkab Gresik Prioritaskan Perbaikan Jalan, Layanan Air Bersih Menyusul

Pemkab Gresik Prioritaskan Perbaikan Jalan, Layanan Air Bersih Menyusul Wakil Bupati Gresik, Asluchul Alif.

GRESIK, BANGSAONLINE.com - Pemkab Gresik menetapkan perbaikan jalan rusak sebagai salah satu prioritas utama dalam APBD tahun ini. Wakil Bupati Gresik, Asluchul Alif, menyampaikan bahwa kondisi jalan yang rusak mendapat perhatian besar dari masyarakat dan pemerintah daerah setempat.

"Untuk APBD tahun ini, kami memprioritaskan sejumlah program, salah satunya perbaikan jalan rusak," ujarnya saat dikonfirmasi, Selasa (17/6/2025).

Ia menyatakan, Pemkab Gresik telah menyiapkan 2 mekanisme perbaikan jalan rusak, yakni perbaikan ringan melalui unit reaksi cepat (URC), dan perbaikan berat melalui proses lelang. Dalam kurun waktu 100 hari pemerintahan Yani-Alif, sudah lebih dari 17 km jalan diperbaiki.

"Bulan Juni hingga Juli, BLP (Bagian Layanan Pengadaan) barang dan jasa sudah mulai proses lelang untuk jalan-jalan yang diperbaiki dengan anggaran besar," tuturnya.

Sementara itu, layanan air bersih di Perumda Giri Tirta seperti perluasan jaringan belum menjadi prioritas dalam alokasi anggaran tahun ini. Namun, Pemkab Gresik tetap berupaya memberikan layanan terbaik bagi masyarakat.

"Anggaran tahun ini belum kami fokuskan untuk air bersih. Gantian anggarannya," kata Alif.

Di sisi lain, sejumlah pelanggan Perumda Giri Tirta mengeluhkan distribusi air yang tidak lancar di beberapa wilayah, seperti Kecamatan Cerme dan Menganti.

"Air PDAM di perumahan Patra ngalirnya malam hari, itu pun kecil. Malam hari harus melekan untuk nadah (mengisi) air di penampungan," ucap seorang warga.

Keluhan juga datang dari kepala desa di Kecamatan Menganti, yang menyebut distribusi air terganggu akibat tekanan rendah.

"Kami sudah meminta PDAM agar memasang pompa. Jika PDAM tak ada anggaran beli pompa, kami siap urunan. PDAM berapa, kami berapa, agar air lancar. Namun PDAM bilang tak ada anggaran," akunya.

Ketua Komisi II DPRD Gresik, Wongso Negoro, mengungkapkan bahwa Perumda Giri Tirta membutuhkan biaya sekitar Rp200 miliar untuk memperbaiki pipa yang sudah tidak layak, serta memperluas jaringan pelayanan air bersih.

"Perumda tidak punya anggaran," cetusnya.

Sebagai solusi, ia menyarankan kenaikan tarif air bagi pelanggan rumah tangga, karena selama bertahun-tahun Perumda Giri Tirta mengalami kerugian dalam penjualan air.

"Perumda beli air baku Rp3 ribu per kubik dari SPAM Umbulan, maupun SPAM BGS, sementara sesuai peraturan daerah yang ada, tarif air dijual ke pelanggan rumah tangga hanya Rp1.200,00. per kubik. Ya, rugi," pungkasnya. (hud/mar)