BPJS Kesehatan Kediri Dorong Deteksi Dini Penyakit dengan Skrining Riwayat Kesehatan

BPJS Kesehatan Kediri Dorong Deteksi Dini Penyakit dengan Skrining Riwayat Kesehatan Tampilan aplikasi Mobile JKN. Foto: Ist

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Mencegah lebih baik daripada mengobati! Semangat inilah yang terus digaungkan BPJS Kesehatan Cabang Kediri untuk meningkatkan kesadaran peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) akan pentingnya deteksi dini penyakit.

Salah satu langkah konkret yang didorong adalah pemanfaatan layanan skrining riwayat kesehatan, yang kini dapat diakses dengan mudah melalui Aplikasi Mobile JKN.

Kepala BPJS Kesehatan Cabang Kediri, Tutus Novita Dewi, menegaskan bahwa skrining riwayat kesehatan merupakan layanan promotif dan preventif yang sangat penting. Dengan skrining ini, peserta JKN bisa mengenali potensi penyakit sejak dini sebelum muncul gejala serius.

“Ada dua jenis skrining yang kami fasilitasi, yaitu skrining riwayat kesehatan dan skrining kesehatan tertentu. Skrining ini diberikan kepada peserta JKN untuk mendeteksi secara dini adanya potensi penyakit. Peserta hanya perlu menjawab sejumlah pertanyaan terkait gaya hidup, pola makan, aktivitas fisik, serta riwayat kesehatan keluarga,” paparnya, Kamis (12/6/2025).

Skrining ini terbuka bagi seluruh peserta JKN berusia minimal 15 tahun dan hanya dilakukan satu kali dalam setahun. Cara mengaksesnya pun beragam: melalui Aplikasi Mobile JKN, situs resmi BPJS Kesehatan, layanan PANDAWA di nomor 08118165165, atau datang langsung ke fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) seperti Puskesmas, Klinik, atau Praktik Dokter yang terhubung dengan sistem P-Care BPJS Kesehatan.

“Skrining riwayat kesehatan ini dilakukan setahun sekali. Jika sudah dilakukan tahun ini, peserta JKN dapat melakukan skrining kembali tahun depan. Kalau dari hasil skrining ternyata peserta masuk kategori risiko, kami langsung arahkan ke FKTP untuk mendapatkan pemeriksaan lanjutan. Semakin cepat ditangani, maka akan semakin besar kemungkinan untuk sembuh tanpa komplikasi,” kata Tutus.

Hasil skrining diklasifikasikan dalam tiga kategori risiko: rendah, sedang, dan tinggi untuk penyakit kronis seperti diabetes melitus, hipertensi, penyakit jantung, hingga gagal ginjal. Hasil ini bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk keperluan medis.

“Dengan skrining ini, peserta bisa mengetahui kondisi tubuhnya sejak awal dan mulai mengubah pola hidup ke arah yang lebih sehat. Jangan tunggu sampai sakit dulu baru ke dokter. Deteksi dini lebih baik, lebih hemat, dan lebih menenangkan. Dengan mengetahui kondisi kesehatan sejak awal, peserta JKN bisa melakukan perubahan gaya hidup yang lebih sehat dan menghindari komplikasi penyakit yang berisiko tinggi,” urai Tutus.

Program skrining ini juga mendapat dukungan dari tenaga kesehatan di lapangan. Noviana, perawat di Puskesmas Bangsongan, mengaku sangat terbantu dengan adanya skrining digital ini.

“Dari kami akan mengarahkan peserta untuk mengisi skrining kesehatan secara mandiri. Sedangkan untuk peserta lansia, kami meminta anggota keluarganya untuk membantu mengisi skrining riwayat kesehatannya. Ini sangat memudahkan dalam deteksi dini dan penanganan cepat,” ucapnya.

Menurut dia, jika hasil skrining menunjukkan potensi risiko, pihak puskesmas akan memberikan edukasi dan komunikasi yang disesuaikan dengan kondisi peserta, sehingga penanganan bisa lebih tepat sasaran.

“Melalui skrining ini, kami bisa memberikan informasi dan edukasi kesehatan yang lebih personal dan akurat,” pungkasnya.

Jadi, tunggu apa lagi? Segera cek kesehatanmu sekarang juga melalui Aplikasi Mobile JKN dan jadilah generasi yang sadar kesehatan sejak dini!

(uji/mar)