Tafsir Al-Hajj 3-4: Menantang Tuhan

Tafsir Al-Hajj 3-4: Menantang Tuhan Dr. KH. A. Musta'in Syafi'i.

Oleh: Dr. KH. Ahmad Musta'in Syafi'ie

Rubrik Tafsir Al-Quran Aktual ini diasuh oleh pakar tafsir Dr. KH. A. Musta'in Syafi'i, Mudir Madrasatul Qur'an Pesantren Tebuireng Jombang, Jawa Timur. Kiai Musta'in selain dikenal sebagai mufassir mumpuni juga Ulama Hafidz (hafal al-Quran 30 juz). Kiai yang selalu berpenampilan santai ini juga Ketua Dewan Masyayikh Pesantren Tebuireng.

Tafsir ini ditulis secara khusus untuk pembaca HARIAN BANGSA, surat kabar yang berkantor pusat di Jl Cipta Menanggal I nomor 35 Surabaya. Tafsir ini terbit tiap hari, kecuali Ahad. Kali ini Kiai Musta’in menafsiri Surat Al-Hajj': 3-4. Selamat mengaji serial tafsir yang banyak diminati pembaca.

3. Wa minan-nāsi may yujādilu fillāhi bigairi ‘ilmiw wa yattabi‘u kulla syaiṭānim marīd(in).

Di antara manusia ada yang berdebat tentang Allah tanpa ilmu dan (hanya) mengikuti setiap (langkah dan tipu daya) setan yang sangat jahat.

4. Kutiba ‘alaihi annahū man tawallāhu fa annahū yuḍilluhū wa yahdīhi ilā ‘ażābis-sa‘īr(i).

Telah ditetapkan atasnya (setan) bahwa siapa yang berteman dengannya akan disesatkan dan dibawanya ke azab (neraka) yang menyala-nyala.


TAFSIR

Lebih parah dari mempertanyakan kekuasaan Tuhan sebagaimana dilakukan al-Nadlr ibn al-Harits di atas adalah menantang-nantang kekuasaan-Nya. Itu berbahaya sekali, jika Tuhan sampai tersinggung. Dunia ini sudah banyak menyaksikan hal itu, baik pada masa lalu atau sekarang.

Ingat, betapa sombongnya Raja Abrha dari Yaman yang meremehkan Ka’bah di Makkah. Sudah dipastikan pasti hancur oleh pasukan gajahnya yang tak tertandingi. Jadinya, cukup dengan kerikil kecil yang dijatuhkan burung ababil. Mereka hancur, luluh, lembut seperti dedaunan yang dilumat ternak.

Siapa yang tidak kenal kapal pesiar super mewah dan sangat raksasa dari Inggris Raya, Titanic. Setelah usai dibangun dan hendak diturunkan ke laut, dioperasikan, tim arsiteknya mengadakan jumpa pers.

Ditanya oleh wartawan: Seberapa kuat kapal ini mengarungi lautan?

Thomas Andrews sebagai ketuanya menjawab, "Tuhan-pun tidak akan mampu menenggelamkan".

Ya, memang secara konstruksi, dek, kapal itu tangguh, berlapis, dan lengkap. Jika deck bagian bawah bocor, maka deck atasnya bisa berfungsi. Mesin hidup dan kapal tetap bisa melaju seperti biasa. Begitu pula dek atasnya.

Apa reaksi Tuhan?

Tuhan tidak perlu turun dengan banyak tenaga, cukup sang nahkoda dilalaikan. Kapal mewah itu melaju sesuai rencana dan aman-aman saja. Ketika kecepatan puncak, tiba-tiba sang nahkoda melihat ada gunung es tersembunyi di dasar lautan, sedikit menjulang dan tepat di depannya.

Diputarlah arah kapal demi menghindari kejadian yang tidak diinginkan, tetapi tidak bisa karena jarak sangat dekat. Bodi kapal sangat besar dan kecepatan sangat tinggi.

Akhir drama, oleh Tuhan, kapal itu cukup diserempetkan saja, sehingga mengakibatkan lambung kapal retak dan semakin retak, semakin parah dan akhirnya patah menjadi dua. Kapal tenggelam secara memilukan dengan sekitar 1.500 korban. Kapal itu hanya sekali pakai dan Tuhan memang Maha segalanya.

Selanjutnya, ingat penyanyi top asal Brazil? Selain vokalis dia juga penggubah lagu terkenal. Kesukaannya merokok dan meminum minuman keras. Ketika sedang manggung, dia menghina kesehatan dan bahkan menghina Tuhan, sambil merokok.

Asapnya dikepulkan ke atas banyak sekali sembari berkata: Hai Tuhan, asap ini untukmu. Isaplah dan enak sekali.

Beberapa hari kemudian dia masuk rumah sakit dan diketahui ada kanker aneh yang super ganas menggerogoti parunya secara radikal dan cepat. Sungguh di luar kebiasaan. Dia mati mengenaskan di usianya yang masih relatif muda, 32 tahun.

Dari ayat kaji ini bisa dipetik pelajaran. Pertama, seetan itu sangat lihai, licik, lembut ketika menggoda anak manusia demi terjerumus ke neraka menemani dia.

Kedua, bahwa menjadi juru bicara Tuhan itu tidaklah mesti berjalan mulus. Apalagi saat materinya tidak masuk akal.

Ketiga, pasti ada saja orang yang bawel dan ngerecoki, mengganggu niat baik anda, bahkan biasanya mereka bukan orang yang bodoh, melainkan orang yang berilmu, pinter, tapi keblinger. Seperti al-Nadlr yang berpengalaman kita samawi terdahulu, tapi ingkar terhadap kenabian Muhammad ibn Abdillah SAW.