Warga Ngunggahan Tulungagung Punya Tradisi Baru Jelang Idulfitri: Pasang Banner Religius

Warga Ngunggahan Tulungagung Punya Tradisi Baru Jelang Idulfitri: Pasang Banner Religius Kain hias yang dipasang warga jelang Idulfitri. Foto: Feri Wahyudi/BANGSAONLINE

TULUNGAGUNG,BANGSAONLINE.com - Warga di lingkungan Jalan Sakinah desa Ngunggahan kecamatan Bandung menciptakan tradisi baru dalam menyambut Hari Raya Idulfitri.

Jika sebelumnya mereka hanya memasang hiasan kain dan lampu jalan, tahun ini mereka kompak memasang banner berisi pesan religius di depan rumah masing-masing. 

Keunikan tradisi ini pun menarik perhatian banyak orang dan berpotensi menjadi tren baru di berbagai daerah.

Menurut Jihan, salah satu panitia penyelenggara, pemasangan banner ini dilakukan mulai dari gang masuk Masjid Sabilul Janah Ngunggahan ke selatan hingga batas desa.

“Ini pertama kalinya kami memasang pesan religius dalam bentuk banner. Sebelumnya, hanya ada hiasan kain dan lampu, tapi kurang memiliki manfaat lebih. Maka dari itu, kami berinisiatif untuk menyampaikan pesan Idul Fitri yang lebih bermakna kepada masyarakat,” jelas Jihan.

Jihan menambahkan, aksi penyeragaman dan gotong royong ini merupakan semangat anak muda dan masyarakat yang digelar setahun sekali dalam menyambut bulan suci Ramadan sekaligus menyambut Hari Raya Idulfitri.

“Setiap tahunnya kami pasang lampu hias dengan tujuan agar pada malam hari terlihat ramai dengan keindahan pernak-pernik lampu hias,” ujarnya.

Kegiatan ini juga merupakan inisiatif pemuda Jalan Sakinah Desa Ngunggahan bersama masyarakat, sebagai bentuk ekspresi rasa syukur karena masih dapat berkarya di bulan suci Ramadan tahun ini. Tahun berikutnya akan ada gebrakan baru tentunya.

“Alhamdulillah semua kompak, insyaallah tiap tahun akan ada inovasi terbaru. Karena tahun ini sudah berhasil, rencananya tahun berikutnya akan dilaksanakan bazar rakyat di lingkungan ini,” tambah Jihan.

Menariknya, warga menggunakan dana pribadi untuk mencetak dan memasang banner ini. Bagi rumah yang berada di dalam gang dan tidak memungkinkan untuk memasang banner, panitia menyediakan alternatif pembuatan pesan serupa. 

Gang masuk menuju RT 1 dan RT 2 juga dihiasi banner selamat datang, lengkap dengan foto anak-anak setempat, menambah suasana hangat dan meriah.

Tidak sekadar menjadi dekorasi, pemasangan banner ini juga membangun hubungan emosional antara masyarakat setempat dan pembaca yang melintas. Warga merasa bahwa banner memiliki kekuatan unik dalam menyampaikan pesan dibandingkan sekadar hiasan kain tanpa makna.

Putri, salah seorang warga, mengungkapkan kegembiraannya dengan inovasi pernak pernik menyambut hari raya terbaru ini.

“Banner ini bukan sekadar hiasan, tapi juga menjadi simbol kebersamaan kami. Setiap rumah menampilkan foto keluarga mereka, anak-anak, hingga orang tua, sehingga terasa lebih personal dan menggugah rasa persaudaraan,” ujarnya.

Keunikan lainnya, pemasangan banner ini tidak hanya mempercantik lingkungan, tetapi juga menyampaikan pesan positif. Banner-banner tersebut memuat ucapan “Selamat Hari Raya Idul Fitri,” “Mohon Maaf Lahir dan Batin,” serta doa-doa seperti “Taqabbalallahu Minna Wa Minkum.” Pemilihan warna yang mencerminkan Idul Fitri, seperti hijau, emas, putih, biru, dan ungu. (fer/van)