
“Alhamdulillah semua kompak, insyaallah tiap tahun akan ada inovasi terbaru. Karena tahun ini sudah berhasil, rencananya tahun berikutnya akan dilaksanakan bazar rakyat di lingkungan ini,” tambah Jihan.
Menariknya, warga menggunakan dana pribadi untuk mencetak dan memasang banner ini. Bagi rumah yang berada di dalam gang dan tidak memungkinkan untuk memasang banner, panitia menyediakan alternatif pembuatan pesan serupa.
Gang masuk menuju RT 1 dan RT 2 juga dihiasi banner selamat datang, lengkap dengan foto anak-anak setempat, menambah suasana hangat dan meriah.
Tidak sekadar menjadi dekorasi, pemasangan banner ini juga membangun hubungan emosional antara masyarakat setempat dan pembaca yang melintas. Warga merasa bahwa banner memiliki kekuatan unik dalam menyampaikan pesan dibandingkan sekadar hiasan kain tanpa makna.
Putri, salah seorang warga, mengungkapkan kegembiraannya dengan inovasi pernak pernik menyambut hari raya terbaru ini.
“Banner ini bukan sekadar hiasan, tapi juga menjadi simbol kebersamaan kami. Setiap rumah menampilkan foto keluarga mereka, anak-anak, hingga orang tua, sehingga terasa lebih personal dan menggugah rasa persaudaraan,” ujarnya.
Keunikan lainnya, pemasangan banner ini tidak hanya mempercantik lingkungan, tetapi juga menyampaikan pesan positif. Banner-banner tersebut memuat ucapan “Selamat Hari Raya Idul Fitri,” “Mohon Maaf Lahir dan Batin,” serta doa-doa seperti “Taqabbalallahu Minna Wa Minkum.” Pemilihan warna yang mencerminkan Idul Fitri, seperti hijau, emas, putih, biru, dan ungu. (fer/van)