PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Pilkada Kabupaten Pasuruan memang masih digelar bulan November 2024 nanti. Tetapi beberapa hari ini mulai bermunculan spanduk sejumlah tokoh yang digadang-gadang maju sebagai bakal calon bupati di beberapa jalan protokol.
Haji Slamet, tokoh masyarakat di Kecamatan Gempol, menilai pemasangan baliho tersebut merupakan bentuk ikhtiar mereka yang bercita-cita menjadikan Pasuruan lebih baik.
BACA JUGA:
- Polling Elektabilitas Pilkada Pasuruan, Pasangan Rusdi-Shobih dan Gus Mujib-Wardah Bersaing Ketat
- Sejumlah Warga Kota Pasuruan Kenakan Kaos Bumbung Kosong, Prihatin soal Pilwali dan Demokrasi
- Ketua GM FKPPI Kabupaten Pasuruan Optimis Rusdi-Shobih Menang di Pilkada 2024
- KPU Kabupaten Pasuruan: Dokumen Persyaratan Dua Bakal Paslon Telah Penuhi Syarat
"(Pemasangan baliho) Wajar, serta tes ombak guna mendongkrak popularitas," katanya.
Namun khusus di Kecamatan Gempol, menurut Slamet, masyarakatnya tidakk mudah untuk digiring menggunakan opini atau slogan-slogan tertentu.
"Sebab kultur masyarakat Gempol masih kental 'dherek yai'. Itu yang belum diketahui orang luar Pasuruan," jelas Wakil Ketua Tanfidziah MWC NU Gempol ini.
Ketika disinggung mengenai figur yang pantas dan layak running di Pilkada Kabupaten Pasuruan, Slamet tidak memberikan yang eksplisit.
Ia hanya menjelaskan bahwa Kabupaten Pasuruan lebih identik dengan kota santri. Karena itu, dirinya berharap kader terbaik NU sekaligus putra daerah potensial yang mendapat kesempatan membangun Kabupaten Pasuruan.
"Stok daerah masih banyak, seperti KH Mujib Imron, Rusdi Sutejo, Sudiono Fauzan, mereka sudah berjuang untuk masyarakat Pasuruan, kenapa cari orang lain?" tukasnya. (bib/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News