![Peringatan HDI 2023 di Tuban, IFI Bantu Disabilitas Atasi Hambatan dan Tantangan Peringatan HDI 2023 di Tuban, IFI Bantu Disabilitas Atasi Hambatan dan Tantangan](/images/uploads/berita/700/9a43b2cd9265e674648e643892e15d73.jpg)
TUBAN, BANGSAONLINE.com - Peringatan Hari Disabilitas Internasional (HDI) tahun ini yang digelar Pemkab Tuban di Komplek GOR Anoraga ternyata dimanfaatkan betul oleh pengurus serta anggota Ikatan Fisioterapi Indonesia (IFI), Minggu (3/12/2023).
Berdasarkan pantauan BANGSAONLINE.com di lapangan, IFI Tuban bersama Pengurus Pusat IFI Bidang Pengabdian Masyarakat mengadakan pelatihan penggunaan alat bantu dan teknologi bantu untuk disabilitas. Tampak para difabel dan tamu yang hadir memanfaatkan pelayanan itu.
BACA JUGA:
- Diduga Aniaya Pelaku Pencurian, Oknum Anggota Polsek Dilaporkan ke Reskrim Polres Tuban
- Pemudanya Dikeroyok Driver, Perwakilan Warga Socorejo Luruk Kantor PT Silog Tuban
- Kejari Tuban Tetapkan 2 Tersangka Kasus APMD, Dua-duanya Berstatus Sekdes
- Duta Fest Jatim 2024, Bupati Lindra: Tularkan Semangat Gotong-royong pada Masyarakat
Ketua IFI Tuban, Setyani, mengatakan bahwa agenda tersebut untuk memberikan pelayanan fisioterapi kepada disabilitas dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Pihaknya ingin memberikan edukasi dan pelatihan tentang cara menggunakan alat bantu, serta teknologi bantu yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi disabilitas.
"Kami juga ingin memberikan motivasi dan dukungan kepada disabilitas agar mereka bisa beraktivitas dan berpartisipasi dalam masyarakat," ujarnya.
Di tempat yang sama, Ketua PP IFI Bidang Pengabdian Masyarakat, Jery Samual, meminta para anggota di seluruh Indonesia agar turut berkontribusi bahu membahu dengan pemerintah, dan semua stakeholder dalam memberikan pelayanan, terutama memberikan skrining kebutuhan dan penggunaan alat bantu atau teknologi bantu.
"Kami mengajak para anggota IFI untuk aktif dalam memberikan pelayanan fisioterapi kepada disabilitas. Selain itu, kami juga mengingatkan bahwa pemilihan dan penggunaan alat bantu dan teknologi bantu yang tidak tepat justeru merugikan para disabilitas, mengurangi mobilitas dan kemandirian dan beresiko munculnya gangguan sekunder. Oleh karena itu, kami harus memberikan edukasi dan pelatihan yang benar kepada disabilitas," paparnya.