Penambang Pasir Tradisional di Bojonegoro Ramai-ramai Keruk Pasir di Sungai

Penambang Pasir Tradisional di Bojonegoro Ramai-ramai Keruk Pasir di Sungai RAMAI. Tampak puluhan mobil truk sedang mengantri pasir di dalam Sungai Bengawan Solo Bojonegoro. Foto: eky nurhadi/BANGGSAONLINE

BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Pada musim kemarau ini, sejumlah waduk, anak sungai dan tampungan air di Bojonegoro mulai mengering. Selain itu, Sungai Bengawan Solo yang melintas di utara kota Ledre pun airnya juga mulai menyusut.

Dangkalnya air sungai terpanjang di pulau jawa itu kini dimanfaatkan oleh para penambang pasir tradisonal. Setiap hari, ratusan warga pinggiran atau warga yang tinggal di sepanjang aliran sungai menyelam di dasar untuk mengeruk pasir dengan alat manual. Warga mengeruk pasir dengan encek kemudian ditaruh diatas perahu, untuk selanjutnya dibawa ke tepi untuk dijual kepada tengkulak.

Aktifitas itu, salah satunya setiap hari terlihat di Sungai Bengawan Solo turut Desa Banjarsari, Kecamatan/Kota Bojonegoro. Puluhan warga dari pagi hingga sore sibuk mengeruk pasir. Selain itu, mobil milik tengkulak maupun warga sekitar yang ingin membeli pasir juga antri di dalam sungai. Jika siang hari, mobil truk itu semakin mengular hingga di atas tanggul.

Satpol PP Bojonegoro tidak melarang aktifitas penambangan pasir di dasar sungai itu, asalkan menggunakan alat tradisional. Namun, jika menggunakan alat mekanik maka akan langsung ditertibkan.

"Kalau pengambilannya (pasir,red) secara tradisional maka tidak ada efeknya, tapi kalau dengan mekanik akan terjadi kerusakan lingkungan, salah satunya longsor," kata Kasatpol PP Bojonegoro, Arwan.

Para penambang pasir tradisonal itu dipastikan akan memperoleh berkah yang banyak selama musim kemarau ini, karena saat kemarau air Sungai Bengawan Solo itu menyusut. "Tiap satu mobil truk kita jual Rp 350 ribu," kata Jari penambang pasir di utara TBS Bojonegoro. (nur/rvl)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO