SURABAYA, BANGSAONLINE.com - BPBD Jatim melalui Satgas PMK (penyakit mulut dan kuku) tengah melakukan pengawasan lalu lintas hewan ternak lintas provinsi. Hal tersebut dilakukan dalam rangka mencegah penyebaran PMK di Jawa Timur.
"Target kita mewujudkan nol kasus di seluruh wilayah Provinsi Jawa Timur. Selain melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait PMK. Kita juga memberikan bantuan jika mendapati ada ternak mati," kata Kalaksa BPBD Jatim, Gatot Soebroto, Selasa (14/3/2023).
BACA JUGA:
- Hadiri Rakornas PB 2024, Adhy Karyono: Indeks Risiko Bencana di Jawa Timur Terus Turun
- Pj Gubernur Jatim Tinjau Dampak Banjir Lahar Dingin di Lumajang
- Posko Siaga Musim Lebaran BPBD Jatim Berakhir Pukul 24.00 WIB Hari ini
- TNI AL Gelar Bakti Sosial untuk Warga Bawean, Pj Gubernur Jatim Pastikan 2 Hal ini
"Termasuk melakukan penyemprotan disinfektan di pasar hewan serta mengadakan razia di perbatasan wilayah lalu lintas hewan ternak, yang akan masuk ke wilayah Provinsi Jatim," imbuhnya.
Ia menegaskan, titik razia dengan menyasar perbatasan dua provinsi di Jatim, yaitu Jawa Tengah dan Bali. Dengan bekerja sama lintas institusi, BPBD Jatim juga melibatkan Polri beserta dinas peternakan setempat.
"Tiap hewan ternak yang mau masuk Jatim, ada tim yang memeriksa dari dinas peternakan. Lalu kami menyemprot disinfektan dan teman kepolisian melihat berkasnya apakah distribusi hewan itu sudah sesuai dengan dokumen-dokumennya atau belum," tuturnya.
Gatot menyebut, BPBD Jatim tengah siaga siaga untuk mengawasi dan mengantisipasi lalu lintas sapi dari Jateng yang masuk ke Jatim, atau sebaliknya guna menekan penyebaran kasus belum lama ini, Diharapkan, Provinsi Jateng juga melakukan hal serupa, agar diperoleh hasil maksimal.
"Karena kalau kita giat melakukan penyemprotan dan sosialisasi di sini, tetapi dari Jateng tidak, kan bisa kebobolan. Sehingga kami minta kerja sama antar dua wilayah ini harus secara baik sehingga bisa mengantisipasi ternak dari Jateng ke Jatim atau sebaliknya," terangnya.
Klik Berita Selanjutnya