SITUBONDO, BANGSAONLINE.com - PCNU Situbondo ikut merespons maraknya prostitusi di eks lokalisasi Gunung Sampan (GS). Untuk mencari solusi menyeluruh, NU mengusulkan urun rembuk pemkab, aparat, dan stakeholder.
Ketua PCNU Situbondo, KH. Ahmad Muhyiddin Khotib, mengatakan Situbondo harus bersih dari praktik prostitusi. Untuk mewujudkan itu, semua stakeholders perlu duduk bersama membicarakan untuk mencari solusi permasalahan sosial tersebut.
BACA JUGA:
- Pemkab Situbondo Atur Usaha Karaoke untuk Hilangkan Label Prostitusi di Gunung Sampan
- Ketua Ansor Situbondo Siap Mundur dari ASN demi Maju di Pilkada 2024
- DPRD Situbondo Sebut Pemkab Irasional soal Carut-Marut Honorer Nakes
- Waspada Arus Balik PSK di Gunung Sampan, DPRD Situbondo Minta Satpol PP gencarkan Pengawasan
"Kita belajar dari Dolly atau Kramat Tunggak bisa dibersihkan, lokalisasi sebesar itu bisa. Mengapa Situbondo tidak bisa? Kita perlu urun rembuk bersama antara pemkab, ormas keagamaan seperti NU, Muhammadiyah, MUI dan lainnyam," kata Kiai Muhyiddin kepada BANGSAONLINE.com di kantor PCNU, Rabu (11/02/2022) sore.
Menurutnya, persoalan prostitusi harus dilihat dari berbagai faktor. Misalnya, dari sisi agama, sosial, ekonomi, dan lainnya. "Itu kompleks, harus dilihat dari banyak sisi," ucapnya.
Ia menyarankan agar Gunung Sampan dialihfungsikan menjadi tempat-tempat kegiatan positif. "Misalkan buat tempat pelatihan. Seperti Kramat Tunggak Jakarta menjadi masjid," jelasnya.
Ketika ditanya tentang keberadaan perjudian, karaoke, dan miras, Kiai Muhyiddin juga mengatakan perlu adanya ketegasan dari pihak aparat dan pemkab.
"Itu efek dari prostitusi, muncul perjudian, miras, dan karaoke. Pemkab dan APH harus tegas," tuturnya.
Ditanya siapa yang bisa menginisiasi urun rembuk bersama mencari solusi terhadap prostitusi di Situbondo, Kiai Muhjiddin menjawab hal itu bisa dilakukan oleh pemerintah daerah.
"Tapi kelau pemkab sibuk, PCNU bisa juga memulai," pungkasnya. (sbi/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News