JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Keputusan Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI) untuk menghentikan seluruh kompetisi dipertanyakan Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi.
Seperti diputuskan oleh rapat Komite Eksekutif (Exco), Sabtu (2/5/2015), PSSI menyetop kompetisi sepak bola di seluruh Indonesia. PSSI menyebut force majeure karena tidak mendapat pelayanan dari Pemerintah, dalam hal ini izin, untuk menggulirkan liga.
BACA JUGA:
- Gelar Kongres Biasa, PSSI Tuban Komitmen Benahi Sepak Bola di Bumi Wali
- Menang Dramatis Lawan NZR Malang, Persibo Bojonegoro Melaju ke Final Liga 3 Jatim
- 8 Besar Liga 3 Jatim, Persibo Bojonegoro Tekuk Perssu Sumenep 1-0
- Babak 16 Besar Liga 3 Kapal Api PSSI Jatim 2023/2024: Persekabpas Menang 2-1 Lawan PSM Kota Madiun
"Memangnya di sini Nepal? Ada gempa, bencana, dan segala macam. Force majeure itu sesuatu yang tidak mungkin ditangani oleh manusia," ungkap Imam di Kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga, Senin (4/5/2015) dikutip dari kompas.com.
Imam mengaku kaget saat PSSI memberikan keputusan penghentian kompetisi tersebut. Pasalnya, ia tak mendengar wacana tersebut dalam pertemuan dengan PT Liga Indonesia dan 18 klub Indonesia Super League (ISL) pada Senin (27/4/2015).
"Ini tidak kami inginkan. Kami meminta kepada PT Liga untuk segera melangsungkan kompetisi. Tak boleh lagi ditunda. Saya tahu persis harapan para pemain, sponsor, dan seluruh pecinta sepak bola Indonesia," sambung Menpora.
Imam pun optimistis, PT Liga bersedia melanjutkan kompetisi sesuai rencana awal pada 9 Juni 2015. Nantinya, PT Liga selaku operator kompetisi bakal berada di bawah naungan Tim Transisi bentukan Menpora.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News