Ia juga menyindir slogan 'Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat' yang selama ini digaungkan oleh pemerintah pusat. Menurutnya, slogan itu tidak akan bisa tercapai bila dibarengi kenaikan harga BBM bersubsidi.
"Bagaimana ekonomi bisa pulih bila pemerintah memberikan kado kenaikan BBM bersubsidi," ujarnya.
Sementara Najib Setiawan, mengaku banyak mendapat banyak keluhan dari masyarakat pasca kenaikan harga BBM bersubsidi. Sebab, beberapa kebutuhan pokok ikut terkerek naik. Sementara penghasilan mereka tidak tetap.
"Kondisi sulit tersebut mungkin tidak dirasakan oleh pemerintah pusat. Tapi saya setiap hari mendapat keluhan dari masyarakat yang meminta agar harga BBM diturunkan kembali," jelas anggota dewan dari PKS ini.
Ketua DPD PKS Kabupaten Pasuruan, Agus Firmansyah, juga ikut dalam aksi demo itu. Ia meminta kepada Presiden Jokowi untuk membatalkan kenaikan harga BBM bersubsidi tersebut. Pasalnya, dampak yang ditimbulkan bagi rakyat kecil sangat terasa.
"Beberapa produk ikut terkerek naik dampak dari kenaikan harga BBM, seperti sektor industri, karyawan, tarif tukang ojek, juga ikut naik," jelasnya.
Usai menggelar orasi sekitar 1 jam, massa aksi masih menyempatkan diri untuk membersihkan sampah dan sisa makanan di sepanjang Alun-Alun Bangil. Tujuannya, agar kebersihan dan keindahan Kota Bangil tetap terjaga.(bib/par/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News