DBH Migas Bojonegoro untuk Pendidikan Belum Efektif

DBH Migas Bojonegoro untuk Pendidikan Belum Efektif Salah satu kondisi kelas di SDN 1 Ledok Wetan Bojonegoro yang terlihat jebol. (Eky Nur Hadi/BANGSAONLINE)

BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Perolehan Dana Bagi Hasil (DBH) minyak dan gas bumi (migas) Bojonegoro khususnya untuk pendindikan beberapa tahun terakhir terus bertambah, namun hingga saat ini sejumlah sekolah, khususnya Sekolah Dasar (SD) masih banyak yang tidak layak untuk digunakan proses belajar mengajar.

Bahkan, belakangan ini publik Bojonegoro tengah ramai membicarakan dan membandingkan antara megahnya bangunan gedung Dinas Pendidikan (Disdik) yang baru selesai dikerjakan beberapa waktu lalu, dengan banyaknya gedung sekolah yang rusak dan tidak layak ditempati.

SDN 1 Ledok Wetan, Kecamatan/Kota Bojonegoro misalnya, dari 12 gedung yang ada tujuh ruang diantaranya kondisinya rusak parah. Sedangkan lima gedung baru dibangun.

Tujuh gedung yang rusak itu tiga diantaranya masih digunakan untuk proses belajar mengajar, sedangkan empat ruang lainnya dibiarkan mangkrak karena tidak layak ditempati.

"Bangunan yang rusak itu terakhir direnovasi pada tahun 1986," ujar Kepala SDN 1 Ledok Wetan, Lilik Murniati kemarin, (22/4).

Kerusakan terparah pada bagian atap dan tembok yang sudah mulai ambrol. Bahkan saat hujan turun kondisi atapnya banyak yang bocor. Tak ayal, para siswa mengaku khawatir saat berada di dalam kelas jika sewaktu-waktu ambrol.

"Kalau hujan anak-anak saya suruh keluar dari ruang. Saya pindah ke ruangan yang lain," katanya.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO