Untuk penangan banjir, pihaknya bakal melakukan normalisasi sejumlah penampungan dan saluran air. Salah satu tempat penampungan air yang akan dinormalisasi adalah Telogodendo yang di atasnya ada bangunan Wahana Ekspresi Poesponegoro I dan II di Jalan Jaksa Agung Suprapto, Kecamatan Gresik.
Menurutnya, di Telogodendo terjadi sedimentasi atau pendangkalan. Karena itu, saat hujan deras dengan durasi 30 menit (setengah jam) Telogodedendo tak mampu menampung air buangan dari selatan Telogodendo dan sekitarnya.
Namun, Hadi menegaskan pengerukan sedimentasi di Telogodendo tak bisa cepat, karena dilakukan secara manual, tanpa alat berat. Sebab, di atasnya ada bangunan WEP.
DPUTR juga akan melakukan perawatan dan penormalan sejumlah tempat kantong penampung air dan saluran air di perkotaan yang juga terjadi pendangkalan dan penyempitan. Di antaranya, saluran pembuangan dari Telogodendo ke arah Timur Desa Pulopancikan.
Sebab, akibat tak normalnya saluran pembuangan saat hujan, air dari saluran meluber sehingga menggenangi area Makam Syekh Maulana Malik Ibrahim.
DPUTR juga akan melakukan pelebaran saluran air di wilayah Jalan Samanhudi, Kecamatan Gresik hingga muara. Serta menornalkan fungsi saluran pembuangan kecil (inlet) di sejumlah titik jalan protokol, seperti di Jalan RA Kartini, Jalan Dr. Wahidin SH, dan Jalan Kalimantan, Gresik Kota Baru (GKB). (hud/ns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News