Level PPKM Turun, Usaha Kreatif di Kota Kediri Kembali Menggeliat

Level PPKM Turun, Usaha Kreatif di Kota Kediri Kembali Menggeliat Usaha barbershop atau jasa pangkas rambut yang sempat terdampak, kini mulai menggeliat. (foto: ist.)

KOTA KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Kebijakan Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar yang memperbolehkan beberapa sektor usaha nonesensial kembali beroperasi, seiring turunnya level PPKM di Kota Kediri, disambut para pelaku usaha.

Wali Kota Abu Bakar menyampaikan, bahwa pihaknya berupaya agar ekonomi bisa segera berputar pasca Kota Kediri ditetapkan sebagai wilayah level 2. Sebab, di Kota Kediri banyak pelaku usaha di industri kreatif. 

“Kita punya banyak entrepreneur muda yang memiliki usaha di bidang industri kreatif. Mulai landainya kondisi di Kota Kediri, tentu memberi angin segar untuk mereka berkembang. Namun, pandemi juga memberi kita pelajaran, untuk cepat berinovasi dan beradaptasi dengan era new normal,” ujarnya, Minggu (19/9).

Salah satu pelaku usaha kreatif yang menyambut baik hal ini adalah pemilik Wish Hair Studio, Yogo Prakoso. Ia mengungkapka, usaha barbershop-nya sangat terdampak sejak diberlakukannya PPKM. Namun ia segera berinovasi, dengan menjual produk atau jasa lain yang bisa menyokong pemasukan usahanya yang dimulainya sejak 2018.

“Selain barbershop, kami juga menyediakan merchandise, produk grooming, dan jasa tata rambut pernikahan untuk mempelai pria. Sempat ada pesanan dari Bali, namun harus ditunda karena PPKM,” ujar Yogo.

Dengan kondisi landai saat ini, ia berharap dapat melanjutkan beberapa rencana kegiatan yang sempat tertunda, salah satunya kolaborasi dengan Disperindag Kota Kediri.

“Bersama Disperindag Kota Kediri, kami akan mengadakan kelas keterampilan bagi masyarakat Kota Kediri yang berminat belajar jasa barbershop. Harapannya, masyarakat lebih mengenal dan percaya diri bahwa pekerjaan potong rambut bukan pekerjaan biasa,” jelas Yogo.

Selain barbershop, usaha kerajinan merchandise kayu yang dijalankan Hamam Eril Efendi juga tetap bisa bertahan dalam kondisi pandemi, walaupun sempat merasakan dampak kebijakan PPKM.

“Saat menemui kondisi seperti ini, memang kami langsung memilah segmentasi calon klien kami. Setelah terpilah, kami fokuskan untuk mencari peluang di segmen calon klien middle-up. Dan untuk saat ini memang yang penting kami dapat survive dan mencukupi tim yang ada di dalamnya,” Hamam Eril Efendi, ujar Co-Founder Wodske Industri Kreatif.

Dengan cara tersebut, ia mengaku pemasukan di industri ini cukup stabil. Ia berharap, dengan mulai dibukanya kembali sektor usaha industri kreatif, semakin banyak pula pengusaha baru seperti Wodske yang bermunculan.

“Kami meyakini bahwa ekosistem industri kreatif di sebuah daerah tidak akan berkembang jika hanya satu pioner saja. Jadi kami harap, setelah ini akan ada “pesaing” yang bisa ikut memajukan industri kreatif yang bisa memberdayakan lingkungan sekitar,” tutup Eril. (uji/rev)

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO