GRESIK, BANGSAONLINE.com - Sedikitnya sekitar 12 warga dari 80 warga dalam satu RT di Dusun Sawahan, Desa Gedangkulut, Kecamatan Cerme, terkonfirmasi positif setelah kedatangan tamu dari Kabupaten Bangkalan. Hal ini menjadi salah satu perhatian khusus dalam rapat koordinasi Forkopimda dipimpin Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani (Gus Yani), di Ruang Mandala Bhakti Praja lantai IV Kantor Bupati Gresik, Rabu (16/62021).
Di desa tersebut, satu RT lalu akhirnya di-lockdown untuk mencegah penyebaran Covid-19 semakin meluas. Sebelumnya, aktivitas layanan kesehatan di Puskesmas Cerme juga ditutup sementara, lantaran ada dua tenaga kesehatan (nakes) yang terpapar Covid-19 usai kedatangan tamu dari Kabupaten Bangkalan.
BACA JUGA:
- Dianggap Langgar SE Kemendagri, Pemkab Gresik Tunggu Keputusan soal Keabsahan Mutasi 147 Pejabat
- Bupati dan Wabup Gresik Bagikan Ratusan Paket Sembako untuk Sopir Angkutan Umum
- Pemkab Gresik Tegaskan Tak Beri Pendampingan Hukum untuk Tersangka Korupsi Hibah UMKM
- Bupati Gresik Resmikan Masjid KH Robbach Ma'sum
Rapat juga dihadiri Kapolres Gresik, AKBP Arief Fitrianto; Dandim 0817 Gresik, Letkol Inf Taufik Ismail, Kajari Gresik, Heru Winoto; dan Ketua DPRD Gresik, Much Abdul Qodir; serta Kepala Kemenag Gresik Markus.
Juga hadir Kadinkes Gresik drg. Saifudin Ghozali, Pj. Sekda Abimanyu Pontco Atmojo, Asisten III Setda Tursilowanto Hariogi, Kasatpol PP Kabupaten Gresik Abu Hasan, serta Forkopimcam jajaran.
Pada rapat kordinasi tersebut bupati meminta agar peran kepala desa (kades), RW, hingga RT diintensifkan untuk memantau mobilisasi warga. Sehingga kalau ada yang terpapar Covid-19 mudah terdeteksi dan ditangani dengan cepat.
Rakor juga menyepakati pengetatan mobilitas untuk melindungi masyarakat Kota Santri dari penambahan kasus Covid-19. Bupati menunjuk kerawanan di akses perbatasan Gresik dengan daerah tetangga, termasuk akses di pesisir (jalur laut) Gresik yang berdekatan dengan Kabupaten Bangkalan lewat jalur laut.
Dikatakan Bupati, posisi Gresik yang berada di antara Kabupaten Lamongan, Surabaya, dan Bangkalan, berpotensi mengalami kenaikan kasus Covid-19 jika lengah.
"Untuk itu, kita harus punya langkah, strategi. Para kepala desa di Pulau Mengare Kecamatan Bungah harus berkoordinasi, perbatasan kita lihat. Dan antisipasi warga dari Bangkalan yang berangkat naik perahu. Kemudian di wilayah pesisir di Kelurahan Lumpur, Kroman atau daerah pesisir lain yang punya potensi mobilitas tinggi warga dari Bangkalan ke Gresik juga harus diawasi, " pintanya.
Karena itu, bupati meminta camat dan kepala desa lebih proaktif melihat kondisi masyarakat. "Saat ini sudah ada warga di satu desa di Kecamatan Cerme yang masuk klaster Bangkalan karena habis kedatangan tamu hajatan," ungkapnya.
"Kades harus memberikan satu edukasi tren covid naik, mobilitas juga harus dikurangi. Satukan langkah, peran aktif tiga pilar di kecamatan masing-masing terus berjalan, tidak boleh terlena apa yang disampaikan," sambungnya.
Bupati juga meminta perangkat desa menjadi pelopor pendamping penegakan protokol kesehatan (prokes). Melaksanakan 5 M, menggunakan masker, mencuci tangan menjaga jarak, mengurangi mobilitas dan menghindari kerumunan dan melayani masyarakat.
Pada kesempatan ini Bupati menyatakan akan mengevaluasi tempat wisata yang ada di Gresik, untuk mengantisipasi kenaikan Covid-19.
"Pemahaman harus benar-benar satu suara. Mengingat di daerah tren positif Covid-19 cukup tinggi. PPKM Mikro harus terus ditingkatkan kembali. Kalau ada wilayahnya ada salah satu positif Covid-19 harus di-lockdown atau isolasi mandiri," pintanya.
Terkait pemulangan pekerja migran Indonesia (PMI), Gus Yani meminta agar manifes kedatangan diperhatikan. Ia khawatir ada PMI yang tidak terpantau kepulangannya.
Klik Berita Selanjutnya