Kisah Tim Pengubur Jenazah Covid-19 Kota Kediri: APD Langka, Jas Hujan Pun Jadi

Kisah Tim Pengubur Jenazah Covid-19 Kota Kediri: APD Langka, Jas Hujan Pun Jadi Para relawan saat bertugas memakamkan jenazah Covid-19. foto: ist.

“Kami ini sebetulnya relawan. Kalau tidak ada pemakaman, ya kami punya pekerjaan masing-masing. Ada yang tukang las, punya bengkel, dan lain,” terang Suhartono. 

Begitu ada pemakaman, mereka dipanggil untuk menguburkan.

“Kami hanya memakamkan jenazah yang terkonfirmasi dari Dinkes Kota Kediri. Permintaan itu dari dinkes, maka kita jalan. Kalau selain dinkes, kita tidak melayani,” kata Moch. Syaifudin, Kepala Bidang Permukiman.

Lebih detail lagi, Lingga Gunawan, Kasi Pengelolaan Pemakaman menjelaskan bahwa tugas petugas pemakaman yang direkrut oleh Pemkot Kediri adalah mengangkat peti jenazah dari mobil hingga memakamkan dengan protokol Covid-19. Sedangkan untuk menggali liang lahat biasanya dilakukan oleh penduduk setempat. Ada upah tersendiri untuk penduduk tersebut.

“Kami tidak pernah menunda upah. Begitu selesai, langsung kami berikan. Kalaupun ada telat, paling satu dua minggu, itu karena proses administrasi. Kami menghargai jerih payah mereka yang sudah rela membantu tugas ini,” kata Lingga.

Kadis Perkim, Hadi Wahjono mengatakan bahwa tim penggali kubur mendapat upah Rp 2 juta untuk satu titik makam, menggali, dan mengubur. "Tim penggali makam yang biasanya penduduk setempat mendapatkan upah Rp 1 juta, sedangkan tim petugas pemakaman mendapatkan upah Rp 1 juta," kata Hadi Wahjono. (uji/ian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO