Gus Yani Sambangi Warga Kemuteran, Kroman, dan Lumpur Usai Bongkar Muat Batu Bara Dihentikan

Gus Yani Sambangi Warga Kemuteran, Kroman, dan Lumpur Usai Bongkar Muat Batu Bara Dihentikan Gus Yani (kanan) melihat kondisi wisata buatan Bale Keling di Desa Kemuteran usai bongkar muat batu bara di GJT dihentikan. foto: ist.

Gus Yani menyatakan, saat dirinya menjabat Ketua DPRD Gresik, para demonstran asal Kemuteran, Lumpur, dan Kroman difasilitasi sebanyak tiga kali untuk mediasi di kantor DPRD Gresik.

"Setelah mendengar kedua kelompok yang pro dan kontra, serta berbagai pihak atau instansi terkait, akhirnya saat itu saya sepakati untuk dihentikan bongkar muat batu bara di GJT. Pertimbangannya adalah kemanusiaan," kenang Gus Yani.

Di sela-sela kampanye, Gus Yani juga menyempatkan mengunjungi wisata Bale Keling. Sebuah dermaga kayu yang viral akhir-akhir ini dan ramai dikunjungi wisatawan.

Gus Yani menyadari sesuatu bakal lahir sebuah harapan baru setelah masyarakat di tiga kelurahan itu sudah terbebas dari lingkungan yang sebelumnya terdampak polusi debu selama bertahun-tahun.

"Minggu lalu saya ke sana dan ngobrol dengan pihak pengelola. Tidak kurang delapan ribu pengunjung setiap bulannya yang ingin menikmati daya tarik wisata di Bale Keling. Bahkan, bulan Agustus kemarin, total pengunjung mencapai 12 ribu. Ini sebuah capaian yang menarik untuk obyek wisata baru. Namun masih membutuhkan banyak pengembangan infrastruktur dan aspek lain," ungkapnya sambil terus bercerita.

Tentu, lanjut Gus Yani, jumlah capaian kunjungan itu tidak hanya berdampak pada masukan tiket. Yang lebih penting adalah dampak ekonomi bagi warga sekitar. Banyak warga setempat yang berjualan makanan tradisional di sepanjang jalan sebelum loket masuk. Semakin banyak kunjungan, maka akan semakin banyak peluang ekonomi yang bisa dimanfaatkan.

"Pendekatan dan filosofi inilah yang akan kami prioritaskan dalam mewujudkan Gresik Baru ke depan. Bagaimana suatu proyeksi pembangunan yang memiliki sarat dimensi pemberdayaan masyarakat. Bukan sekadar membuat landmark atau patung-patung di tengah kota dengan biaya besar, tapi tak memberi dampak apapun bagi masyarakat," pungkasnya. (hud/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO