Penyelesaian Perizinan UMKM Jadi Target 100 Hari Kerja BHS-Taufiq

Penyelesaian Perizinan UMKM Jadi Target 100 Hari Kerja BHS-Taufiq TAMPUNG ASPIRASI: BHS berdialog dengan pemilik UMKM tahu, di Desa Banjarkemantren Buduran, Selasa (27/10). foto: MUSTAIN/ BANGSAONLINE

Selain mendorong bisa segera mendapatkan perizinan merek, BHS juga berharap UMKM tahu ini membuat kemasan (packaging) yang bagus. Sehingga selain pasar tradisional, produknya bisa dipasarkan ke swalayan-swalayan.

Terkait keluhan bahan baku kedelai yang kini harganya mencapai Rp 7.500 per kilo, BHS bakal meminta pemerintah pusat untuk menstabilkan harga kedelai. Bahkan bila perlu, pihaknya siap memfasilitasi pengajuan impor kedelai untuk Kabupaten Sidoarjo, ke Kementerian Perdagangan RI.

Dalam kesempatan ini, mantan anggota DPR RI ini juga mengapresiasi UMKM yang sudah berskala industri kecil ini, karena menerapkan Zero Waste. Hampir semua material sisa produksi, bisa dimanfaatkan. Misalnya ampas tahu bisa untuk pakan ternak

"Saya akan dorong pabrik tahu ini jadi percontohan," tandasnya.

Sementara, pemilik pabrik tahu, Sudibyo Wiyanto mengakui ada penurunan permintaan saat pandemi. Tapi kisarannya hanya 10-15 persen. "Menurun karena daya beli juga menurun. Kami beruntung masih banyak permintaan dari wilayah Madura," ungkap Sudibyo.

Dia mengaku harga kedelai yang naik turun bahkan cenderung naik. Saat ini kedelai dihargai Rp 7.500 per kilo, dan hal itu berdampak pada usahanya. Namun Sudibyo tidak berani mengurangi ukuran tahu yang diproduksinya, karena jika dikurangi, kalah bersaing dengan kompetitor. (sta/dur)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO