BANGKALAN, BANGSAONLINE.com - Anggota DPR RI Syafiuddin Asmoro mengajak PAC GP Ansor menjadi benteng dan pioner penggerak dalam mengawal pembangunan di Madura berbasis budaya santri. Hal ini dilakukan untuk mengejar ketertinggalan pembangunan infrastruktur, sekaligus meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) di Madura.
Menurut Syafiuddin, masyarakat Madura memiliki nilai religi, budaya, dan etos kerja yang kuat. Terlebih Kabupaten Bangkalan berada pada posisi yang strategis sebagai wilayah penyangga metropolitan Surabaya.
BACA JUGA:
- Ini Baru Maling Sejati, Dua Pemuda di Bangkalan Nekat Curi Motor Polwan
- Gegana Temukan 5 Selongsong Petasan di Reruntuhan Rumah Bekas Ledakan
- Di Konawe, Khofifah Ungkap Pesan Hadratussyaikh, yang Berjuang di NU Diakui Santrinya
- Ledakan Dahsyat di Bangkalan, 1 Rumah Hancur, 1 Meninggal, 2 Kritis, Tim Gegana Diterjunkan
"Pembangunan dan peningkatan SDM di Madura dapat dilakukan tanpa harus meninggalkan budaya dan tradisi yang ada seperti halnya budaya santri. Itu harus dipertahankan," ungkapnya saat mengisi seminar dan diskusi panel yang digelar PAC GP Ansor, Kecamatan Klampis Bangkalan, Ahad, (18/10/2020).
Namun sayangnya, hingga kini Madura, khususnya Kabupaten Bangkalan, masih tertinggal dalam hal pembangunan infrastruktur, peningkatan SDM, serta ekonomi. Hal ini terlihat dari IPM (Indeks Pembangunan Manusia) di Kabupaten Bangkalan yang berada di urutan ketiga se-Madura, yakni sebesar 63,79 persen.
"Sebenarnya banyak hal yang dapat kita lakukan. Apalagi, wilayah kita sangat strategis. Ada jembatan Suramadu, BPWS, Universitas Trunojoyo Madura, serta Perpres No. 80 tahun 2019 yang hingga kini belum dimanfaatkan secara optimal," ungkapnya.