MUI Sidoarjo Haramkan Monumen Jayandaru, DKP Klaim Ansor dan MUI Menyetujui

MUI Sidoarjo Haramkan Monumen Jayandaru, DKP Klaim Ansor dan MUI Menyetujui Foto Patung manusia yang menghiasi monument baru Jayandaru di Alun-alun Sidoarjo. (foto nanang ichwan/BangsaOnline)

SIDOARJO (BangsaOnline) - Protes keras dari ulama, kiai-kiai dari berbagai pondok pesantren, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sidoarjo maupun ormas Islam seperti NU, Muhammadiyah tak digubris Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Sidoarjo. DKP tetap ngotot merampungkan pemasangan 9 patung raksasa atau berhala dengan sebutan Monument Jayandaru di Alun-alun Sidoarjo.

“Ini (merampungkan pemasangan patung) sebagai bentuk penghargaan terhadap kepada PT Sekar Laut yang telah memberikan CSR-nya yang berkeinginan untuk membuat Sidoarjo semakin indah. Bagaimanapun, komitmennya PT Sekar Laut juga kita hargai,” dalih Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Sidoarjo, Bahrul Amig, Kamis (29/1).

Diakui, monumen setinggi 25 meter yang terdapat 9 patung manusia berbentuk sempurna itu, mendapat protes keras dari sejumlah ulama.

“GP Ansor dan MUI Sidoarjo sudah saya beri penjelasan. Dan semua memahami,” ujarnya enteng.

Namun, kalangan mahasiswa di Kabupaten Sidoarjo mencium ada ketidakberesan dibalik kengototan DKP yang merampungkan pemasangan patung dari CSR PT Sekar Laut tersebut. Sebab, patung-patung tersebut lebih banyak mudaratnya daripada manfaatnya. Bahkan, alasan yang dikemukakan DKP Sidoarjo sangat tidak rasional dengan berdalih menghargai semata.

"CSR yang notabene merupakan bentuk tanggung jawab sosial perusahan harusnya lebih bermanfaat secara langsung untuk kebutuhan sosial masyarakat. Tidak diberikan dalam bentuk patung seperti itu. Bupati harus tegas untuk menginstruksikan kepada Kadis DKP untuk segera menurunkan patung-patung tersebut. Sehingga, CSR-CSR dari perusahaan yang tidak bermanfaat langsung untuk kemaslahatan umat itu, tidak ditiru oleh perusahaan-perusahaan lainnya di Sidoarjo," kecam Ketua PC PMII Sidoarjo, Gigin dengan nada sengit.

Ditegaskan, Sidoarjo adalah kota santri, kota beriman dan kotanya warga NU. Maka, PMII tidak sepakat dengan adanya patung-aptung raksasa di alun-alun Sidoarjo karena tidak sesuai dengan syariat Islam serta tidak sesuai dengan kultur Sidoarjo.

"Dalam waktu dekat, PMII siap turun ke jalan bersama seluruh elemen masyarakat untuk menyuarakan ketidaksepakatan kami terhadap patung-patung itu,"tandasnya.

Ternyata, klaim Kepala Dinas DKP Sidoarjo, Bahrul Amig bahwa PC GP Ansor sudah bisa menerima setelah diberi pemahaman, hanya isapan jempol. Kenyataannya, banom dari NU itu sangat kecewa dengan di pasangnya patung manusia di alun-alun Sidoarjo itu.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO