Orang Tua di Ngawi Mulai Keluhkan KBM Daring, Harus Isi Paketan Hingga HP On Terus

Orang Tua di Ngawi Mulai Keluhkan KBM Daring, Harus Isi Paketan Hingga HP On Terus Salah satu murid yang belajar melalui daring di rumahnya.

NGAWI, BANGSAONLINE.com - Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM) dengan sistem online (daring) selama pandemi Covid-19, mulai dikeluhkan sejumlah wali murid.

Salah satunya seperti yang diungkapkan IS (35) warga Kota Ngawi yang mempunyai dua orang anak yang masih duduk di tingkat Sekolah Dasar (SD). Ia mengeluhkan pengisian kuota pulsa ke handphone (HP) milik kedua anaknya tersebut.

"Saya hampir setiap minggu harus mengisi paketan. Paling tidak setiap beli pulsa untuk kuota Rp 50 ribu, dan kondisi HP harus setiap hari on terus," jelasnya kepada BANGSAONLINE.com.

Lebih mengenaskan lagi apa yang dialami EN, juga warga Kota Ngawi. Ia memiliki putra yang meneruskan sekolah dari tingkat SD ke SMP. Pada saat memasuki SMP, ia harus merogoh kocek untuk pembelian seragam dan buku penunjang yang nilainya tidak sedikit. Untuk KBM pun harus sering mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk mengisi paketan HP anaknya.

Bagi EN yang sehari-hari hanya mengandalkan penghasilan dari berjualan warung kopi, ini tentunya sangat memberatkan.

"Kemarin saat pendaftaran ulang saya harus membayar uang seragam, buku penunjang, itu belum nyicil uang komite. Ini setiap hari harus membelikan paketan," keluhnya.

Di saat pandemi ini, para orang tua yang mempunyai putra masih bersekolah di tingkat SD harus diuji kesabarannya. Selain merasa terbebani oleh kuota, ternyata juga harus mendampingi para putra-putrinya dalam KBM melalui daring tersebut.

"Ya, semoga pandemi Covid-19 ini cepat berakhir. Kita para ibu-ibu ini rasanya berat mengalami menjadi peran pengajar," terangnya.

Memang dengan kondisi pandemi Covid-19 ini, para orangtua merasakan bahwa biaya pendidikan menjadi lebih tinggi.(nal/ian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO