Dugaan Penyimpangan BPNT di Gresik, Polisi Periksa Pejabat Dinsos

Dugaan Penyimpangan BPNT di Gresik, Polisi Periksa Pejabat Dinsos Kualitas komoditi BPNT yang diterima warga berupa beras, telur, dan sayuran, dinilai tak sesuai dengan pagu anggaran. foto: ist.

GRESIK, BANGSAONLINE.com - Penyidik Unit Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Satreskrim Polres Gresik mulai melakukan pemeriksaan secara maraton pejabat dan sejumlah pihak terkait atas dugaan penyimpangan Bantuan Pangan Non Tunai ().

Senin (27/7) kemarin, penyidik Korps Bhayangkara ini memeriksa pejabat di Dinas Sosial (Dinsos) Gresik. Mereka di antaranya, Kabid Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinsos Gresik Sulyono, Koordinator Daerah (Korda) Gresik Suwanto, serta seorang staf. Ketiganya menjalani pemeriksaan di ruang Unit Tipikor secara tertutup.

Sementara Kanit Tipikor Satreskrim Polres Gresik, Ipda I Ketut Raisa masih enggan membeberkan materi pemeriksaan. Alasannya, pemeriksaan masih berjalan.

"Kami minta ditunggu. Kami masih bekerja. Ini baru pemanggilan awal. Nanti kalau ada yang perlu dipublikasikan, maka pimpinan kami yang lebih berhak menyampaikan perkembangannya," katanya kepada sejumlah wartawan.

Sementara data yang didapatkan BANGSAONLINE.com menyebutkan, dugaan penyimpangan itu karena komoditi yang didapatkan oleh para Keluarga Penerima Manfaat (KPM) program , kualitasnya tak sesuai dengan pagu anggaran sebesar Rp 200 ribu.

Sebagai contoh, kualitas beras dan komoditi yang diberikan kepada KPM di wilayah Kecamatan Cerme. KPM berinisial J, misalnya. Janda 58 tahun ini mengaku hingga bulan Juli 2020 ini baru menerima dua paket bulan Juli dan rapelan pada bulan sebelumnya. Ia mengambil paket yang disalurkan dari balai desa, Senin (27/7) kemarin.

"Saya dikasih beras dalam karung berisikan 15 kg merk Rojo Lele, lalu telur 10 butir atau 1/2 kg, kentang 1/4 kg isi 6 buah, sayur manisa 2 buah, jeruk 1 kg, dan kacang ijo 1/4 kg," ungkap dia.

Namun untuk komoditi beras, pengamatan wartawan kualitasnya cukup buruk. Sebab kondisi bulirnya pecah-pecah, dan banyak kutu.

Namun begitu, J mengaku tak berani protes lantaran takut tak akan mendapatkan jatah lagi di bulan depan. "Kulo mboten wantun protes, wedi mboten kantuk maleh. Pun niki mawon cukup (Saya tidak berani protes, takut tak dapat lagi. Ini saja sudah cukup, Red)," pungkasnya. (hud/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO