Pedagang Mengeluh Rugi, BHS Dukung Penghapusan Aturan Buka Tutup Pasar di Sidoarjo

Pedagang Mengeluh Rugi, BHS Dukung Penghapusan Aturan Buka Tutup Pasar di Sidoarjo SAPA WARGA: Bambang Haryo Soekartono (BHS) berbincang dengan pedagang di Pasar Sukodono, Sabtu (16/5). foto: MUSTAIN/ BANGSAONLINE

SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Bakal calon bupati (Bacabup) Sidoarjo Bambang Haryo Soekartono (BHS) merespons positif dihapusnya aturan buka tutup pasar tradisional di Sidoarjo terkait pencegahan wabah Covid-19. Sebab, ia menilai aturan itu merugikan pedagang maupun konsumen.

Itu disampaikan BHS saat blusukan membagikan masker kepada pedagang dan pengunjung di Pasar Sukodono, Sabtu (16/5).

Aturan buka tutup pasar di Sidoarjo, rencananya akan diberlakukan selama pembatasan sosial berskala besar (PSBB) jilid II, yang berlaku mulai 14 Mei 2020 lalu. Dengan aturan itu, pasar sehari buka, sehari berikutnya tutup. Di Pasar Sukodono, aturan ini sempat diterapkan, sehingga pada Jumat (15/5) lalu, aktivitas pasar ditutup.

Namun kini, aturan buka tutup pasar ini diganti dengan aturan pembatasan jam operasional pasar, yakni buka pukul 04.00 WIB-11.00 WIB dan tutup pukul 11.00 WIB-04.00 WIB. "Kebijakan saat ini yang merubah kebijakan lama, sehingga setiap hari pasar beraktivitas. Pedagang dan masyarakat konsumen menyambut baik," ungkap BHS.

Politikus Partai Gerindra ini lalu membandingkan kondisi mal yang bisa buka setiap hari. "Jika mal saja bisa buka setiap hari, kenapa pasar tidak bisa," cetus BHS dengan nada bertanya. Katanya, dengan setiap hari pasar buka, maka lebih memudahkan masyarakat untuk berbelanja. Sehingga tidak terjadi penumpukan pengunjung pasar. "Kalau satu hari buka satu hari tutup, terjadi penumpukan," tuturnya.

Ditegaskan BHS, kalau setiap hari pasar buka, tentu dagangan bahan makanan tidak akan membusuk. Jadi pedagang tidak mengalami kerugian besar. Lain halnya jika pasar buka-tutup. Bisa jadi bahan pangan segar harganya menjadi mahal karena pedagang berusaha menutupi kerugian akibat dagangan membusuk. "Ini tidak boleh terjadi," tegas alumnus ITS Surabaya ini.

Selain itu, dengan aturan buka tutup pasar, kata BHS, masyarakat akan berbelanja di pasar yang jadwalnya buka. Padahal lokasi pasar jaraknya jauh dari tempat tinggalnya. Hal itu tentu saja menambah ongkos transportasi. Apalagi masyarakat yang harus naik angkutan umum maupun motor dengan berboncengan, bisa rentan terpapar Covid-19.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO