KEDIRI, BANGSAONLINE.com - PDP positif Covid-19 dari klaster pabrik rokok di Tulungagung yang merupakan warga Kelurahan Ngletih, Kecamatan Pesantren, Kabupaten Kediri yang telah meninggal dunia, Sabtu (9/5/2020) lalu telah dimakamkan.
Pemakaman itu, dilangsungkan tanpa adanya penolakan dari warga setempat. Masyarakat Desa Ngletih, justru bergotong royong untuk menggali makam pasien yang merupakan salah satu dari warga desanya tersebut.
BACA JUGA:
- Pembangunan Jembatan Jongbiru Kediri Diperkirakan Meleset dari Target Penyelesaian
- Aksi Simpatik Polisi di Kota Kediri Selama Arus Mudik: Mulai Bantu Dorong Mobil hingga Bantu Isi BBM
- Halal Bihalal dengan Jajaran Pemkot Kediri, Pj Zanariah Ungkap soal Aturan WFH
- Musim Hujan, Setidaknya Terdapat Tiga Titik Terjadi Longsor di Lereng Wilis Kediri
Lurah Ngletih, Kipantoro menyampaikan, pemakaman yang dilakukan berjalan dengan lancar. Masyarakat setempat, patuh dan tidak menyepelekan imbauan. "Kalau penolakan, tidak ada. Warga sudah menerima dan menyadari bahwa Covid-19 ini bukan aib, tapi harus diwaspadai,” katanya.
Menurutnya, jenazah yang datang dari RSUD Gambiran langsung diantar ke pemakaman tanpa terlebih dahulu dibawa ke rumah pasien. "Sebelum jenazah datang, warga gotong royong menggali makam," ungkapnya, Senin (11/5/2020).
Kipantoro menjelaskan, warga sebetulnya khawatir. Namun karena penyuluhan yang terus menerus dilakukan oleh pemerintah dan mudahnya warga dalam mengakses informasi dari berbagai daerah tentang adanya hukuman pidana, dan perundungan yang dilakukan warganet bagi masyarakat yang menolak jenazah, hal itu menjadikan pemahaman baru bagi warga Ngletih.
"Setelah jenazah datang, warga kemudian menjauh karena sudah ada relawan yang mengenakan APD hendak memakamkan. Setelah pemakaman usai, warga diminta untuk tidak mengadakan tahlilan. Kalau pun mengirim doa, bisa dari rumah masing-masing, sedangkan kirim doa bersama hanya dilakukan oleh keluarga pasien saja," terangnya.
Menurutnya, setelah adanya pemakaman itu di Kelurahan Ngletih, warga menjadi tertib. "Warga semakin taat aturan. Tadinya yang masih tarawih berjamaah, sekarang tidak berani lagi. Mereka tarawih di rumah masing-masing. Virus ini tidak main-main. Itu yang saya tegaskan berulang-ulang ke warga selagi ada kesempatan," pungkasnya. (uji/zar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News