Menurut Wagub, seharusnya harga di pasaran menyesuaikan harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah, yakni Rp 11 ribu per kilogramnya demi stabilitas laju inflasi. "Kita juga ingin melihat dampak di tingkat konsumen terhadap dampak belanja rumah tangga untuk menekan inflasi," jelasnya.
Namun jika harga migor terlampau tinggi, pihaknya melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan akan melakukan operasi pasar untuk mengoreksi harga. "Kita lihat dulu matematikanya untuk mengoreksi pasar jika harganya tidak proporsional. Maka, para pedagang harus siap jika pemerintah melakukan operasi pasar dengan harga migor lebih murah," katanya.
Emil juga mengatakan, bahwa Pemprov Jatim telah menggandeng Satgas Pangan Polda Jatim untuk mengantisipasi adanya tengkulak nakal yang memanfaatkan naiknya harga migor. "Ini saya juga ajak teman-teman Satgas Pangan dari Polda Jatim, " terangnya.
Pada kesempatan ini, Wagub menyatakan kunjungan kerjanya selain untuk memastikan produksi dan stok minyak goreng, juga untuk melihat secara langsung cara pengolahan kelapa sawit menjadi berbagai produk minyak dan produk lain. "Saya berkunjung ke Wilmar juga untuk mengetahui kelapa sawit yang diolah dengan berbagai produk minyak goreng," tegas wagub.
Selama berkunjung di Wilmar, wagub juga melihat proses produksi migor di perusahaan minyak goreng terbesar di Indonesia Timur ini. (hud/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News