Kurang Hati-hati, Dua Pengendara Tercebur ke Bengawan Solo saat Menyeberang

Kurang Hati-hati, Dua Pengendara Tercebur ke Bengawan Solo saat Menyeberang BAHAYA: Perahu tambang di Dusun Mruwut, Desa Semambung, Kecamatan Kanor tampak dipenuhi penumpang yang menyeberang untuk liburan. foto: EKY NURHADI/ BANGSAONLINE

BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Tahun baru masih menjadi tradisi masyarakat untuk menikmati liburan bersama keluarga. Di Kabupaten , hari pertama masuk tahun 2020, berbagai tempat wisata terpantau ramai dikunjungi masyarakat.

Bahkan, yang unik, masyarakat rela melakukan antrean panjang untuk menyeberang Sungai Bengawan Solo dengan perahu tambang. Seperti yang terjadi di perahu penyeberangan di Dusun Mruwut, Desa Semambung, Kecamatan Kanor, Rabu (1/1) pagi hingga sore.

Pantauan BANGSAONLINE.com, penyeberangan tradisional yang menghubungkan Kanor () menuju Rengel (Tuban) ini salah satu penyeberangan terpadat di . Sebab, penyeberangan ini yang paling dekat dengan berbagai obyek wisata di Kabupaten Tuban.

Sejak pukul 06.00 WIB, warga dari berbagai wilayah di terutama yang tinggal di daerah timur mengantre untuk naik perahu menuju Tuban. Bahkan saat hendak menyeberang sempat terjadi dua kali insiden kecelakaan ringan.

Warga berikut sepeda motor yang dikendarai terpeleset dan masuk ke sungai saat sebelum naik perahu. Hal ini akibat jalan curam dan cuaca gerimis yang membuat akses naik perahu licin. Beruntung dua warga selamat.

Siran, 60, operator perahu penyeberangan mengatakan, dia sempat kewalahan saat pukul 07.00 WIB hingga pukul 11.00 WIB. Bahkan antrean panjang juga terjadi saat masyarakat pulang sekitar pukul 14.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB sore tadi.

"Hari ini adalah hari tahun baru. Jadi, tidak seperti hari-hari sebelumnya. Sejak pagi saya tidak henti dan belum istirahat," jelas Siran.

Siran juga mengatakan, sekali menyeberang perahunya bisa mengangkut sebanyak 12 hingga 15 motor. Sedangkan penumpang bisa mencapai hingga 35 orang. Hal ini karena rata-rata satu motor dipakai berboncengan, bahkan bertiga dengan anak kecil.

Ketua Forum Peduli Bencana Indonesia (FPBI) M. Nur Cholis mengaku prihatin dengan operator perahu penyeberangan tradisional yang melakukan muatan melebihi kapasitas. Selain itu tidak memperhatikan aspek keselamatan dengan mengenakan rompi pelampung kepada para pengguna jasa.

"Ya mereka (operator perahu) sudah menyediakan pelampung di perahunya, tetapi muatannya terlalu banyak sampai melebihi kapasitas. Hal ini membahayakan. Alhamdulillah aman dan lancar mobilisasi warga yang hendak liburan dengan perahu tambang," ujarnya ditemui terpisah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Perahu Penyeberangan Tenggelam di Bengawan Solo, Belasan Warga Dilaporkan Hilang':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO