SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bertekad melaksanakan program nasional percepatan pencegahan anak stunting 2018 - 2024. Program ini dilaksanakan oleh pemerintah kota bersama organisasi terkait, akademisi, tenaga kesehatan, serta masyarakat melalui komitmen dan kampanye percepatan pencegahan anak stunting, Rabu (18/12/2019), pada pukul 07.30 WIB sampai 11.00 WIB di Balai Pemuda, Jalan Gubernur Suryo 15 Surabaya.
Di kegiatan tersebut nantinya, selain pemberian edukasi masyarakat, juga ada kegiatan lomba pengetahuan tentang stunting. Sedikitnya sekitar 880 peserta yang mengikuti kegiatan komitmen bersama melaksanakan percepatan pencegahan anak stunting.
BACA JUGA:
- Percepatan Penurunan Stunting Terintegrasi Jawa Timur, Kota Kediri Raih Peringkat II
- Dari 27,4 ke 9,6 Persen, Kasus Stunting di Kabupaten Mojokerto Anjlok
- Lantik 2.086 PPPK, Wali Kota Surabaya Imbau Maksimalkan Tugas Kepada Masyarakat
- Pemerataan Pembangunan hingga Penanganan Stunting Jadi Prioritas RKPD Kabupaten Blitar 2025
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita mengatakan, bahwa stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak berusia di bawah lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang. Terutama, dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), mulai dari janin hingga anak berusia 23 bulan.
“Anak stunting memiliki tingkat kecerdasan tidak maksimal, rentan penyakit, dan mempengaruhi produktivitas seseorang,” kata Febria, Selasa (17/12/2019).
Menurut dia, ada beberapa hal yang dapat menyebabkan stunting. Antara lain, kurangnya asupan gizi kronis dan kejadian sakit (penyakit yang berulang).
“Apabila dilihat waktu bayi lahir, panjangnya kurang dari 47 centimeter, risiko stunting lebih besar. Tetapi bukan berarti tidak bisa dicegah. Makanya, sewaktu lahir sampai anak usia 2 tahun kita genjot gizi dan ASI,” terang Kadinkes.