NGAWI, BANGSAONLINE.com - Beberapa kasus pencabulan yang melibatkan korban pelajar, ternyata tidak terpantau dan tidak terdata di Dinas Pendidikan Kabupaten Ngawi.
Sekretaris Dinas Pendidikan Ngawi M Fachruddin saat dikonfirmasi BANGSAONLINE.com, Rabu (04/12), juga tidak mengetahui berapa jumlah pelajar yang telah menjadi korban pencabulan.
BACA JUGA:
- Maling di Ngawi Ditangkap Kurang dari 24 Jam
- Polisi Tetapkan 11 Pelaku Pembakaran Dua Sepeda Motor di Ngawi, 4 Diantaranya Masih Dibawah Umur
- Densus 88 Amankan Seorang Pria di Ngawi, Diduga Terkait Jaringan Teroris
- Siswa SMPN 1 Gerih Jadi Korban Bullying Hingga Tak Sadarkan Diri, Sekolah: Hanya Bercanda!
Begitu juga kasus yang baru-baru ini terjadi, yakni pelajar SMP hamil akibat disetubuhi oleh bapak tirinya, dan yang terakhir siswi SMKN yang menyeret oknum PNS staf TU sekolah.
"Kita malah baru tahu data ini dari Anda. Memang selama ini dari dinas secara kontinyu mengadakan pembinaan pada semua kepala sekolah," kata M. Fachruddin.
Fachruddin berharap, pelajar yang menjadi korban pencabulan akan terus belajar. "Kalau mengalami kehamilan dan kemudian tidak bisa mengikuti proses belajar di sekolah formal, bisa melalui paket A sampai paket C," pungkasnya.
Sementara data dari Kepolisian Resort (Polres) Ngawi selama setahun ini, sebanyak 19 pelajar telah menjadi korban pencabulan. Dengan tingginya kasus pencabulan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga setingkat SMA, dirasa memprihatinkan. "Ini menunjukkan rentannya pelajar menjadi korban kejahatan seksual," kata Kasatreskrim Polres Ngawi AKP M Khoirul Hidayat, saat ditemui BANGSAONLINE.com. (nal/ros)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News