BANGKALAN, BANGSAONLINE.com - Komisi C DPRD Kabupaten Bangkalan melakukan sidak di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Desa Buluh, Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan, Kamis (5/12/2019)
Sidak kali ini dalam bentuk menindaklanjuti keluhan masyarakat, terutama dari Ikatan Keluarga Mahasiswa Socah (IKMS), atas menumpuknya sampah di TPA yang menyebabkan bau tidak sedap ke lingkungan masyarakat.
BACA JUGA:
- Peroleh 7 Kursi DPRD, PDIP 'Pede' Usung Mahfud sebagai Cabup Bangkalan di Pilkada 2024
- Ini Caleg yang Diprediksi Lolos Sebagai Anggota DPRD Kabupaten Bangkalan Periode 2024-2029
- Wow, Partisipasi Pemilih di Bangkalan pada Pemilu 2024 Capai 98,09%, PKB Pastikan Jatah Ketua DPRD
- DLH Bangkalan: Produksi Sampah Capai 36 Ribu Ton pada 2023
Berdasarkan hasil sidak, H. Musawwir dari Komisi C memaparkan, menumpuknya sampah di TPA diakibatkan oleh rusaknya alat berat untuk untuk meratakan sampah. Sehingga, sampah menggunung
Karena itu, ia meminta alat yang diperlukan untuk meratakan sampah bisa segera didatangkan agar bisa menyelesaikan permasalahan sampah di TPA. "Ini menjadi bentuk tanggung jawab Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan akan terus kami pantau ke depannya agar masalah sampah ini bisa teratasi," jelasnya
Kepala DLH Hadari membenarkan, rusaknya alat berat menjadi pemicu menumpuknya sampah di TPA Desa Buluh. Ia mengaku telah melakukan upaya dengan menyewa alat berat pemerata sampah jenis Doser. "Doser itu untuk sewanya sekitar Rp. 2,5 juta per hari. Dengan sistem kontrak 3 minggu dan hari ini alatnya akan sampai di lokasi," jelas Hadari
Terkait penanganan jangka panjang, Hadari menyatkan akan fokus pada pengelolaan dan penyediaan sarana dan prasarana. "Daripada melakukan pembebasan lahan yang membutuhkan waktu yang cukup lama, kita utamakan untuk membenahi fasilitas yang ada dengan membeli Doser baru untuk pemerataan sampah," katanya.
Sementara menurut Abdul Manaf dari Komunitas Peduli Sampah (Kipas), menumpuknya sampah yang ada di berbagai titik di Kota Bangkalan karena minimnya tempat penampungan sementara (TPS).
Selain itu, juga karena pengelolaan sampah di Bangkalan masih mengunakan cara konvensional, di mana sampah diangkut dari TPS dan kemudian ditumpuk ke TPA. "Saat ini hanya kumpul - angkut - buang, Tidak ada pemilahan sampah dengan baik, tidak ada upaya pengomposan serta daur ulang. DLH harusnya belajar dari kota-kota besar lainnya bagaimana cara mengatasi sampah," pungkasnya. (ida/uzi/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News