Tafsir Al-Isra' 76-77: Kisah Genghis Khan, Bukti Tasamuh Merugikan Umat Islam (?)

Tafsir Al-Isra Ilustrasi

Oleh: Dr. KH. A Musta'in Syafi'ie M.Ag*

76. Wa-in kaaduu layastafizzuunaka mina al-ardhi liyukhrijuuka minhaa wa-idzan laa yalbatsuuna khilaafaka illaa qaliilaan.

Dan sungguh, mereka hampir membuatmu (Muhammad) gelisah di negeri (Mekah) karena engkau harus keluar dari negeri itu, dan kalau terjadi demikian, niscaya sepeninggalmu mereka tidak akan tinggal (di sana), melainkan sebentar saja.

77. Sunnata man qad arsalnaa qablaka min rusulinaa walaa tajidu lisunnatinaa tahwiilaan.

(Yang demikian itu) merupakan ketetapan bagi para rasul Kami yang Kami utus sebelum engkau, dan tidak akan engkau dapati perubahan atas ketetapan Kami.

TAFSIR AKTUAL

"Sunnah man qad arsalnaa qablaka min rusulinaa walaa tajidu lisunnatinaa tahwiilaan". Pengkhianatan yang dilakukan nonmuslim itu sudah ada sejak dulu dan rasanya tidak ada perubahan hingga sekarang. Sekali kafir tetap kafir. Pasti jahat dan tega jika mereka punya kesempatan.

Pesan ayat studi (77) ini sangat mengerikan, tinggal kita cerdas apa tidak, mampu melihat maslahah terbesar apa tidak, mampu menghitung akibat ke depan apa tidak. Dan yang terakhir, apa kita mampu menjadikan Allah SWT sebagai referensi atau tidak. Dari segi akaliah, tasamuh itu, yang pasti diuntungkan adalah nonmuslim. Itu pasti. Sementara kaum muslimin belum tentu. Bisa-bisa malah bumerang. Kita buka sejarah masa lalu.

Kasus Genghis Khan yang kafir dan menipu bangsa Tibet yang muslim dan kuat, sungguh sangat populer. Aslinya dia gentar menghadapi umat Islam yang bersatu dan militan. Lama dia berpikir mencari cara menghancurkan kaum muslimin tanpa susah payah. Lalu membaca sejarah dan menemukan titik lemah, betapa umat Islam itu mudah sekali husnudz-dzan, berbaik sangka, toleransi, apalagi diiming-imingi kekuasaan.

Lalu menebar surat secara umum yang isinya akan memberikan kekuasaan sekaligus mengancam. "Barang siapa yang mau bergabung dengan kami, sesungguhnya kami adalah bangsa yang cinta damai. Kalian akan kami beri wilayah ini dan itu, dan silakan diatur sesuai keinginan kalian. Tetapi, siapa yang melawan, maka akan tahu sendiri akibatnya. Kami tidak segan-segan menghabisi musuh tanpa ampun.

Genghis Khan memantau secara cermat dan terus mengikuti perkembangan, apa yang terjadi setelah selebaran itu. Semua lembaga survei dikerahkan secara diam-diam. Dan hasilnya, umat Islam terbelah menjadi dua kelompok, persis seperti yang sudah diprediksi.

Pertama, kaum muslimin yang menerima tawaran tersebut dengan alasan dan dalil-dalil agama. Kita tidak boleh menumpahkan darah selagi damai bisa dicapai. Kita harus tasamuh (toleran), kemanusiaan, ukhuwah basyariah, lagian melawan meraka sama halnya dengan bunuh diri dan itu dilarang agama dan lain-lain.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO