Wali Kota Hadi Zainal Abidin Diminta Tengahi Konflik Kepengurusan dan Keluhan PKL

Wali Kota Hadi Zainal Abidin Diminta Tengahi Konflik Kepengurusan dan Keluhan PKL Ketua PKL Lama, Alifurahman (kiri) dan Pegiat Seni dan Budaya di bawah naungan BPIP Kota Probolinggo, Eko Hardianto.

KOTA PROBOLINGGO, BANGSAONLINE.com - Keluhan pedagang kaki lima (PKL) yang mengaku tak dilibatkan dalam pelaksanaan event-event yang digelar oleh tak kunjung menemukan solusi. Agar tak semakin meruncing, Pemkot diharapkan segera menengahi.

“Kami berharap Wali Kota Probolinggo menengahi masalah ini dengan mempertemukan mereka,” ujar salah seorang pegiat Seni dan Budaya di bawah naungan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Kota Probolinggo, Eko Hardianto kepada wartawan, Kamis (7/11).

Upaya pertemuan itu dilakukan karena banyak versi tentang PKL di Kota Probolinggo. Seperti Paguyuban PKL versi Alifurohman dan PKL versi Marsam

“Di Kota Probolinggo sekarang ini ada dualisme PKL. Makanya jika Pemkot menengahi dengan mempertemukan mereka, kita bisa tahu apa kemauan mereka terkait dengan event-event yang digelar oleh Pemkot. Terutama soal event “Probolinggo Tempo Doeloe,” tandas Eko Hardianto.

Pertemuan itu, menurut Eko, tak hanya mengundang para paguyuban PKL, namun juga CEO dan eksekutif terkait serta semua PKL lama maupun baru atau kedua versi itu.

"Sehingga, dengarkan bicara mereka masing-masing. Jangan dengarkan pihak-pihak yang tidak paham dengan persoalan itu. Apalagi, pihak-pihak yang hanya mementingkan urusan perut sendiri atau kelompoknya. Ini justru menjerumuskan wali kota terhadap persoalan yang lebih rumit daripada memberikan win-win solution atau jalan tengah guna menyelesaikan persoalan itu," tegas Eko Hardianto dengan nada meninggi.

Untuk itu, Eko menyarankan agar secepatnya wali kota mengundang seluruh elemen yang terlibat dalam persoalan itu. Apalagi, saat ini persoalan itu sudah menggelinding ke dewan.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO