Pilwali Surabaya 2020, Demokrat Lirik Kader NU

Pilwali Surabaya 2020, Demokrat Lirik Kader NU Sugiri Sancoko, Ketua Bappilu DPD Partai Demokrat Jatim.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Tahun depan ada 19 pemilihan kepala daerah (Pilkada) yang diselenggarakan secara langsung di Jawa Timur. Satu di antaranya adalah pemilihan langsung wali kota (Pilwali) Surabaya. Pilwali Surabaya menjadi pusat perhatian karena Surabaya adalah ibu kota Provinsi Jawa Timur. Sehingga ada istilah level wali kota Surabaya hanya setengah strip di bawah Gubernur.

Partai Demokrat sebagai pemilik 4 kursi di parlemen tak mau ketinggalan dalam gerbong suksesi kepemimpinan di Kota Surabaya. Partai besutan Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono ini mulai menangkap gejala politik yang ada menjelang pilwali. Termasuk fakta banyaknya kader NU yang masuk dalam bursa pilwali. Meskipun secara umum peta politik di kota pahlawan ini masih sangat cair.

Hal itu diungkapkan Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPD Partai Demokrat Jatim, Sugiri Sancoko. "Memang dalam pilwali Surabaya kali ini banyak kader NU yang menonjol dan masuk bursa kandidat pilwali. Tentu kami juga melihat fakta ini. Bisa saja salah satu dari mereka yang akan kami usung," tutur calon Bupati Ponorogo pada Pilkada 2015 itu, Jumat (4/10).

Politikus yang akrab disapa Giri itu menyebut sejumlah kader NU yang cukup menonjol di antaranya KH. Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans) yang merupakan politikus Golkar. Kemudian ada Lia Istifhama (Ning Lia), putri tokoh PPP KH. Masjkur Hasyim. Lia adalah pengurus Fatayat NU Jatim yang juga keponakan Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa.

Sementara nama lain adalah Dwi Astutik (Dwi). Ia adalah Wakil Sekretaris PW Muslimat NU Jatim. Dwi merupakan bendahara Dewan Pendidikan Jatim dan dosen UIN Sunan Ampel (Uinsa) Surabaya. Sebagai mana Gus Hans, Dwi juga orang dekat Khofifah Indar Parawansa.

"Saya kira kader NU yang menonjol dalam kontestasi pilwali Surabaya ya tiga nama itu. Tinggal bagaimana nanti proses politiknya. Sebab, untuk rekom menjadi domain DPP, " tegas Giri.

Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) Jawa Timur ini mengungkapkan, tentunya Partai Demokrat tidak akan mengabaikan faktor NU dalam pilwali Surabaya.

Terlebih Demokrat adalah partai menganut ideologi Nasionalis-Religius. "Karena itu faktor hijau harus diperhatikan. Bukan sekadar hijau taman, tapi juga hijau nahdliyin. Sebab meski kaum abangan mayoritas di Surabaya, tapi mereka umumnya berlatar belakang NU," katanya.

"Kita ini targetnya menang, jadi bukan masalah kader atau bukan. Terpenting punya peluang menang besar. Contohnya Bu Khofifah, beliau bukan kader, tapi kami rekom di pilgub Jatim 2018. Dan terbukti menang. Karena memang kami melihat peluang menangnya ada," pungkas anggota Fraksi Partai Demokrat Jatim periode 2009-2014 dan 2014-2019 tersebut. (mdr/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO