Gubernur Khofifah Ingatkan “Sepele Dadi Gawe” saat Peringati Hari Kesaktian Pancasila

Gubernur Khofifah Ingatkan “Sepele Dadi Gawe” saat Peringati Hari Kesaktian Pancasila Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Gedung Grahadi Surabaya, (1/10/2019). foto: istimewa/ BANGSAONLINE.com

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Gubernur Jawa Timur, Indar Parawansa menegaskan dasar dan tujuan negara yang telah dicanangkan pendiri bangsa bersifat mutlak untuk dipertahankan.

"Dasar negara harus tetap terjaga dan setiap warga negara punya kewajiban yang sama untuk menjaga dan mempertahankannya. Begitu pula dengan tujuan bernegara yakni mewujudkan masyarakat Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur," ungkap usai menjadi inspektur upacara dalam Peringatan Hari Kesaktian di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Selasa (1/10).

mengatakan, karena tujuan bernegara kita semua sama, maka jangan mau diadu domba oleh pihak-pihak yang sengaja ingin mengganggu stabilitas dan kohesifitas serta persatuan bangsa ini. Saat yang sama, kata dia, ada yang dengan sengaja menggoreng isu-isu yang berkaitan erat dengan suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA) dengan berbagai bumbu dan sengaja dikemas dengan narasi yang sarat provokasi.

Provokasi itu, lanjut , diproduksi dan disebar massif melalui berbagai kanal komunikasi seperti portal berita, media sosial, whatsapp group, sms, direct message, dan lain sebagainya. Mereka yang tidak paham akan situasi ini akan sangat mudah termakan hoax dan terprovokasi.

"Ini sangat berbahaya karena sengaja menggiring rakyat kepada konflik individu, golongan, bahkan sosial., vertikal dan horisontal . Kondisi ini jika tidak kita lawan bersama dapat berakibat fatal yakni terjadinya disintegrasi bangsa," imbuhnya.

Karena itu, minta jangan sampai "sepele dadi gawe". Artinya, jangan hanya karena masalah yang kecil tetapi berdampak besar dan berkepanjangan akibat disusupi provokasi dan kabar-kabar bohong.

"Kita harus sadar dan waspada, di era post truth dan digitalisasi informasi seperti sekarang ini banyak kabar bohong (hoax) , fitnah, adu domba, dan ujaran kebencian yang tersebar luas di ruang-ruang publik dan privat," pesannya.

Untuk meminimalisir dan meredam konflik dan adu domba, lanjut , maka sudah selayaknya kita melakukan tabayyun (klarifikasi) jika terima dan akan share informasi. Ruang dialog harus dibuka untuk menciptakan saling pengertian dan keterbukaan guna menghindari perselisihan terus menerus.

"Hari Kesaktian harus dimaknai sebagai sebuah kewajiban kolektif semua anak bangsa untuk mengingat kembali tujuan kita bernegara, menjadi bangsa yang mandiri sesuai dengan cita-cita . adalah dasar penguatan karakter bangsa menuju Indonesia maju dan sejahtera," paparnya. (tim)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO