SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Sekitar 50 orang wartawan yang tergabung di Aliansi Wartawan Surabaya menggelar aksi solidaritas. Mereka mengkritisi tindak kekerasan oleh polisi terhadap wartawan yang tengah melakukan tugas jurnalistiknya, meliput aksi demo mahasiswa yang menyuarakan penolakan UU KPK dan R-KUHP serta lainnya yang dinilai merugikan masyarakat. Aksi digelar di depan Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu (25/9).
Dari berbagai peristiwa kekerasan di antaranya menimpa seorang jurnalis dari media online di Makassar. Beredar di video, jurnalis itu mendapat perlakuan kasar, meski sudah mengatakan kalau dirinya wartawan.
BACA JUGA:
- Rayakan Kemerdekaan dan Pererat Kekeluargaan, Jurnalis Grahadi Gelar Lomba Fun Fishing
- 2 Pelaku Pengeroyokan Wartawan di Diskotek IBIZA Surabaya Ditangkap, Dua Menyerahkan Diri
- 5 Wartawan Dikeroyok Oknum Anggota Ormas saat Liput Proses Penyegelan Diskotek IBIZA Surabaya
- Ramaikan HUT ke-77 RI, Potas Surabaya Gelar Lomba Tepung Estafet hingga Lari Bakiak
Solidaritas yang disuarakan wartawan dari berbagai media di Surabaya itu dibarengi dengan membentangkan poster berisi tulisan kecaman dan kalimat lucu bernada kritis. "Aq butuh di Rabi, bukan dikerasi", "Kami Wartawan santun, bukan musuh-mu", "Cok, iso Moco PERS opo nggak", dan berbagai kalimat lainnya.
Meski tidak menimbulkan kemacetan, aksi damai di Jalan Gubernur Suryo itu sempat menyita perhatian pengguna jalan. Dengan bergantian sejumlah pekerja media itu meneriakkan orasi, mengecam kekerasan yang masih saja terjadi menimpa jurnalis.
Alam Kusuma, wartawan Radio Mercuri meneriakkan agar oknum polisi pelaku kekerasan mendapat tindakan karena melakukan kekerasan terhadap wartawan.