Paguyuban Pasar Wisata Cheng Hoo Pandaan Keluhkan Pungutan Biaya

Paguyuban Pasar Wisata Cheng Hoo Pandaan Keluhkan Pungutan Biaya Pasar wisata Cheng Hoo di Kelurahan Petung Asri Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan.

PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Sebagian besar pedagang asongan di lokasi pasar wisata Cheng Hoo mengeluhkan adanya pungutan yang dilakukan oleh pengurus pasar. Tarif pungutan yang dibebankan kepada para pedagang bahkan mencapai jutaan rupiah.

Mereka mengeluh, lantaran biaya yang dibebankan itu tak seimbang dengan besaran penghasilan yang didapatkan. Sebab, pengunjung yang berbelanja di sekitar lokasi pasar Cheng Hoo juga tidak banyak.

“Iya selama ini penarikan pungutan paguyuban terus menerus. Tetapi yang kita sayangkan, pendapatan dan pengeluaran selama ini tidak jelas. Terus ke mana uangnya selama ini? Yang jelas tidak tranparan sama sekali,” ungkap salah satu pedagang di pasar wisata Cheng Hoo yang tidak mau disebutkan namanya, Ahad (14/07/19) kemarin.

"Seharusnya, jika memang ada langkah (pungutan biaya, Red) seperti itu, tolong lah sebelumnya kami diberikan sosialisasi terlebih dahulu, agar kami semua tahu. Kalaupun ada keberatan, kami juga bisa mengatakan, dan semua harus berdasarkan musyawarah mufakat. Jadi gak tiba-tiba hanya sebagian PKL dipilih yang diajak untuk rapat, terus senaknya mengatur seperti ketua begitu," ujarnya.

Ia berharap pengurus paguyuban pasar lebih meningkatkan koordinasi, terutama dalam hal kegiatan. Ia juga meminta pengurus pasar lebih transparan menunjukkan penggunaan anggaran hasil pungutan dari para pedagang. "Hal itu dilakukan agar tidak menimbulkan pertanyaan bagi para pedagang, khususnya yang mempunyai lapak di pasar rakyat Paciran," cetusnya.

“Meminta iuran itu wajar asalkan itu demi kebaikan pedagang. Namun semuanya harus melalui musyawarah dan kesepakatan. Pedagang lebih tahu seberapa besar penghasilannya dan berapa yang mampu mereka bayarkan. Padahal bendahara Rofi'i sudah sering saya tegur dan saya peringatkan untuk juga sama-sama mengingatkan," jelasnya

"Selama ini dimintai kegiatan laporan triwulan 3 aja gak jalan, apalagi 6 bulan sekali. Harus dipertegas, supaya tidak terjadi konflik di kemudian harinya. Kalo sudah bergejolak dan ramai diperbincangkan, baru rincian keuangan ditempel di dinding pengumuman. Itu pun para anggota paguyuban pasar wisata Cheng Hoo juga tidak percaya dengan laporannya. Ya minimal harus tranparan di hadapan semua paguyuban dan dirapatkan bersama-sama," pungkasnya.

Sementara itu, tokoh masyarakat yang juga penasehat paguyuban pasar wisata Cheng Hoo, Mukarromah, saat dikonfirmasi membenarkan pihaknya sering menerima pengaduan dan menerima keluhan dari para Pedagang paguyuban di pasar wisata Cheng Hoo.

Menurut Mukarromah, selama ini pihaknya dan penasehat-penasehat yang lain juga tidak pernah dimintai pendapat terkait pungutan tersebut. "Inti dari keluhan para pedagang, mereka minta untuk segera dirapatkan ulang soal pungutan, sekaligus menuntut transparansi keuangan paguyuban," tambahnya.

"Saya kaget kok sampai seperti itu. Saya selama ini tidak pernah tahu kalau ada pungutan yang melebihi dari kesepakatan awal," tukasnya. (maf/par/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO