Tafsir Al-Isra 42-43: Anak Tuhan, Berhala, dan Wali Songo

Tafsir Al-Isra 42-43: Anak Tuhan, Berhala, dan Wali Songo Ilustrasi

Dialah al-imam Ibn al-Araby, salah satu mufassir madzahab Maliky mindid yang mengedepankan teori fanqalah. Fanqalah adalah satu metode jidal yang dipakai al-qur'an, yaitu dialog "andai" yang menggunakan terma "tanya" seperti "sa'ala, yas'alu" dan sebangsanya yang disambung dengan terma "jawab" seperti kata "qul". Singkatnya, dialog itu pakai soal dan jawab. "Andai kamu bertanya begini, maka Kami menjawab begini".

Soal jawab dalam al-qur'an tidak selalu dimuar dalam redaksi lengkap. Bahkan sering hanya diblow up jawabannya saja. Maka yang tertulis hanyalah kat "qul", (jawablah). Sementara pertanyaan tidak disebutkan, melainkan ada pada kondisi setempat, kejadian, konteks sosial waktu itu. Salah satunya adalah ayat kaji ini (42-43). Uraian ini menyorot metoda jidalnya dan bukan sabab nuzulnya.

al-Imam al-Qurtuby memandang ayat ini sebagai jawaban dari ayat sebelumnya, di mana para penyembah berhala jaman jahiliyah podo ngomong, bahwa Tuhan itu tidak hanya Allah saja, ada tuhan lain selain-Nya. Cara mengekspresikan tuhan buatan itu berbeda. Zaman nabi Nuh A.S. ada berhala (tuhan buatan) bernama Wadd, Suwa', Yaghus, Ya'uq, dan Nasr. Nama-nama itu berasal dari nama orang-orang yang sangat shalih pada zamannya. Lalu dipatungkan.

Jaman nabi Ibrahim A.S. mereka membuat tuhan-tuhan sendiri dan ada satu yang paling besar. Jaman nabi Musa A.S. ada yang langsung mengikrarkan diri sebagai Tuhan, itulah Fir'aun. Juga ada yang pakai gaya lama dengan membuat patung anak sapi yang terbuat dari emas, anehnya bisa bersuara. Itulah buatan Musa al-Samiry. Orang-orang Yahudi menyakini Uzair sebagai anak lelaki Tuhan, seperti halnya orang Nasrany yang meyakini Isa ibn Maryam. Orang-orang musyrik Makkah memilih pola lama, membuat patung sebagai Tuhan dengang paradigma baru. Patung dipuja, diyakini sebagai Tuhan tapi tidak disembah total, melainkan hanya sebagai perantara untuk bisa mendekatkan diri kepada Allah belaka.

"ma na'buduhum illa liyuqarribuna ila Allah zulfa" (al-Zumar: 3).

Ayat kaji ini menjawab itu semua: "Jika benar ada Tuhan lain selain Allah SWT seperti yang mereka yakini, maka kenapa tidak langsung saja meminta kepada tuhan itu? Allah SWT adalah Tuhan sungguhan dan satu-satunya serta bersih dari persepsi mereka. Lalu, orang yang berziarah ke wali songo dan meminta-minta di sana dengan dalih sebagai wasilah saja, itu hukumnya bagaimana?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO