Terkena Lumpuh Layu, Dinda Ingin Tetap Sekolah dan Jadi Dokter

Terkena Lumpuh Layu, Dinda Ingin Tetap Sekolah dan Jadi Dokter Dinda Putri Aprilia, terserang lumpuh layu tapi tetap ingin sekolah dan jadi dokter.

MAGETAN, BANGSAONLINE.com - Inilah Dinda Putri Aprilia, 6 tahun, anak kedua dari pasangan suami istri (pasutri) Sutopo (almarhum) dan Suminah, warga Desa Bogorejo, Dusun Barat, RT 17, RW 03 , Kecamatan Barat. Anak ini mengalami lumpuh di kedua kakinya sejak umur 8 bulan, namun tetap tegar bercita-cita tinggi.

Sebuah papan yang memiliki roda plastik di empat sisinya terlihat teronggok di sudut rumahnya. Pun kursi roda yang usang dan sudah berkarat juga dibiarkan terdiam di dekat kasur yang dihamparkan di lantai di ruangan rumahnya.

Dengan semangatnya, Dinda terlihat terbiasa dengan cepat merangkak bak seorang tentara. Ia menyeret kedua kakinya yang lemas menemui teman-teman kecilnya yang sudah menunggunya di teras.

Di saat kakaknya Siswanto (21) mengantar ibunya Suminah (44) berobat ke puskesmas terdekat, Shiva (4) dan Gamma (1,5) serta sejumlah anak balita lainnya sudah berkumpul di teras rumahnya, sehingga Dinda ada teman bermain.

Dinda dengan cepatnya membaur dengan teman-temannya. Dia langsung meraih tanah dari lubang lantai semen rumahnya yang telah rusak. "Ayo, aku mau masak sayur,” ujarnya kepada teman-temannya, Kamis (10/1) lalu.

Tak berlangsung lama kakaknya Siswanto terlihat pulang dari puskesmas dengan mengendarai motor tua tinggalan bapaknya. Dia terpaksa libur dari pekerjaannya sebagai buruh konveksi hari itu agar bisa mengantar ibunya berobat. Hari itu terpaksa dia ikhlaskan jika gajinya akan dipotong perusahaan. Kegiatan rutin tersebut dilakukan setiap seminggu sekali.

“Ibu masih ngantre. Saya tinggal pulang jagain Dinda dulu. Ibu habis dioperasi kakinya karena luka akibat diabetes. Alhamdulillah, lukanya sudah mulai pulih,” kata Siswanto.

Dinda yang bermain di teras rumah bersama teman-temannya terlihat sangat ceria. Sesekali kaki mungilnya diseret mengikuti teman-temannya berlarian sekitar teras. Bahkan tampak beberapa bagian kaki Dinda menghitam dan menebal karena setiap harinya bergesekan dengan lantai rumah yang terbuat dari semen.

“Sebenarnya sudah diberi papan beroda sama seseorang agar mudah bergerak, tapi juga gak dipakai. Kursi roda dari tetangga juga ada tapi juga gak mau pakai. Dinda lebih suka ngesot,” ujar Siswanto.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO