Jatim Siap Jadi Pilot Project Pembangunan Keluarga Era Industri 4.0

Jatim Siap Jadi Pilot Project Pembangunan Keluarga Era Industri 4.0 Mantan Kepala BKKBN Pusat Dr Sugiri Syarief saat menyampaikan pemaparan.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Keberhasilan Jatim dalam mengendalikan penduduk menjadi peluang besar bagi masyarakat untuk siap menghadapi era revolusi industri 4.0. Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia SDKI tahun 2017 menyebutkan angka kelahiran total atau Total Fertility Rate TFR Jatim sebesar 2,1, lebih kecil dari TFR nasional sebesar 2,4.

"Dengan capaian TFR sebesar 2,1 maka Jatim sudah terbebas dari masalah laju pertumbuhan penduduk. Untuk itu masalah ke depan bukan pada TFR nya, melainkan pada penyiapan masyarakat untuk siap dalam dalam menghadapi era revolusi industri 4.0," kata Mantan Kepala BKKBN Pusat Dr Sugiri Syarief saat menyampaikan pemaparan di acara Forum Diskusi Pakar yang diselenggarakan Perwakilan (19/12).

Sugiri yang mantan Kepala BKKBN Pusat dan mantan Kepala Kanwil ini ingin Jatim menjadi pelopor atau pilot project dalam pembangunan keluarga era revolusi industri 4.0. Menurutnya, dengan berbagai keberhasilan program dan layanan KB, Jatim bisa menjadi contoh bagi provinsi lain dalam mewujudkan ketahanan dan pembangunan keluarga.

"Memang hidup di era revolusi industri 4.0 sangat berat sehingga diperlukan usaha dan kerja keras dari pemerintah (BKKBN, red) untuk menyiapkan masyarakatnya," ujarnya.

Mantan Kepala Kanwil ini mengatakan, ada beberapa masalah yang akan dihadapi masyarakat dan keluarga saat masuk pada era revolusi industri 4.0. Yaitu, rawan perceraian, semakin tidak menurut anak kepada orang tuanya, meningkatnya masalah kesehatan mental, semakin sedikitnya waktu komunikasi orang tua dengan anak, dan persaingan dengan robot. Selain itu juga semakin terikatnya masyarakat dengan teknologi, individualis, berkurangnya kebersamaan, dan gaya hidup ultra modern.

"Jadi masyarakat yang hidup pada era revolusi industri 4.0 ini akan menghadapi masalah yang kompleks jika dibandingkan dengan hidup pada era sebelum era revolusi industri 4.0," jelasnya.

Lebih lanjut Sugiri mengatakan, dengan adanya masalah yang akan timbul, diharapkan BKKBN gencar melakukan pemahaman terhadap masyarakat luas. Menurutnya, masyarakat perlu diingatkan kembali terkait dengan reorientasi pembangunan keluarga, yaitu pentingnya digital literacy, kedisiplinan, kejujuran, integritas dan konsistensi.

"Jika masyarakat sudah paham, maka pemberlakukan era revolusi industri 4.0 akan menjadi peluang bagi masyarakat dalam mewujudkan pembangunan keluarga yang lebih kuat," tegasnya.

Sementara itu, Kepala Perwakilan Yenrizal Makmur menyatakan siap mengawal keberhasilan program pembangunan keluarga di Jatim. Dengan mengadakan acara Forum Diskusi Pakar akan memberikan gambaran yang tepat dalam menyebarluaskan hasil survei SDKI tahun 2017 di Jatim, mereview hasil survei SDKI tahun 2017, dan memberikan rekomendasi strategis untuk pengembangan program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga KKBPK di Jatim. Selain itu juga mendorong kebijakan kependudukan dan KB berbasis evidence base policy dari riset SDKI 2017. (ian/rev) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO