Depresi, Kakek di Ngawi Nekat Gantung Diri di Hutan Perhutani

Depresi, Kakek di Ngawi Nekat Gantung Diri di Hutan Perhutani Kondisi korban saat hendak dievakuasi. foto: ZAINAL ABIDIN/ BANGSAONLINE

NGAWI, BANGSAONLINE.com - Diduga mengalami depresi, Suprapto seorang kakek 60 tahun  di Ngawi nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di pohon area hutan milik Perhutani.

Jasad korban ditemukan Rabu (14/11) sore. Berdasarkan keterangan yang dihimpun, awalnya sekitar pukul 09.00 WIB, Suprapto (60) yang merupakan warga Dusun Sedonomulyo Desa Pandansari, Kec. Sine Ngawi berpamitan untuk mencari rumput. Hal tersebut merupakan aktivitas rutin dari kakek yang telah menduda dan tinggal bersama anaknya.

Selanjutnya, keluarga Suprapto mulai merasa curiga. Sebab hingga pukul 13.00 yang biasanya korban sudah berada di rumah untuk makan siang, namun kali ini korban belum pulang. Bahkan ditunggu hingga hampir waktu sholat asar ternyata korban juga belum pulang.

Karena merasa curiga dan khawatir terjadi sesuatu terhadap pria yang pernah mengidap gangguan jiwa tersebut, pihak keluarga bersama warga setempat berusaha mencari keberadaan korban.

Benar saja, pencarian berakhir saat keluarga menemukan Suprapto sudah dalam keadaan tidak bernyawa dan dalam posisi tergantung di sebuah pohon dalam hutan pinus. Yang pertama kali mengetahui jasad korban adalah Wardiyanto (36), tetangga korban yang turut serta dalam pencarian.

Akhirnya Wardiyanto melaporkan kondisi korban pada perangkat desa setempat dan oleh pamong desa sekitar jam 17.00 dilaporkan pada kantor Polsek Sine.

Menjelang waktu maghrib, anggota Polsek Sine bersama perangkat desa setempat mendatangi lokasi ditemukannya jasad korban. "Memang korban ditemukan oleh warga dalam keadaan menggantung dan menurut informasi, korban mengalami depresi," jelas AKP Slamet Kapolsek Sine saat dihubungi Bangsaonline.com, Rabu (14/11).

Setelah dilakukan pemeriksaan oleh petugas dari puskesmas bersama anggota, polisi menyerahkan jasad korban pada pihak keluarga pada Rabu malam. Hal tersebut dikarenakan pihak keluarga keberatan untuk dilakukan visum dan menerima kematian korban sebagai musibah.

"Karena pihak keluarga telah menerima kematian korban sebagai musibah, untuk jenazah langsung diserahkan ke pihak keluarga," pungkas Slamet. (nal/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO