Sikapi Pembakaran Bendera HTI di Garut, Ini Hasil Pertemuan Forkopimda dan Ormas di Jombang

Sikapi Pembakaran Bendera HTI di Garut, Ini Hasil Pertemuan Forkopimda dan Ormas di Jombang foto: RONY S/ BANGSAONLINE

JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Sejumlah Ormas Islam dan tokoh masyarakat di sepakat menjaga kondusivitas dan kerukunan antar umat beragama di lingkungannya masing-masing.

Hal ini merupakan hasil dari pertemuan yang digelar Polres bersama Forkopimda dan sejumlah tokoh agama dan ormas se-, di Kantor Pengadilan Negeri (PN) , menyikapi insiden pembakaran bendera HTI, di Garut, Jawa Barat beberapa waktu lalu.

Kapolres , AKBP Fadli Widiyanto mengatakan, pertemuan ini merupakan ajang silaturahmi agar semua elemen masyarakat tidak mudah terpancing hal yang bersifat provokatif. Ia meminta masyarakat percayakan sepenuhnya kasus ini kepada polisi.

“Ini sebenarnya pertemuan rutin yang kami gelar setiap hari Rabu, namun kali ini kami mengundang sejumlah tokoh agama dan ormas Islam. Intinya semua sepakat menjaga kondusivitas, tidak membuat statement provokatif di media sosial, dan semua sepakat bahwa HTI adalah ormas yang dilarang,” kata Kapolres, Rabu (24/10/18).

Terpisah, Ketua Gerakan Pemuda Ansor , Zulfikar Damam Ikhwanto mengaku menemukan sejumlah simbol keagamaan yang biasa dipakai oleh ormas terlarang Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Simbol berupa ikat kepala itu didapati anggota Banser saat apel dan kirab peringatan Hari Santri Nasional (HSN) di alun-alun , Senin 22 Oktober, kemarin.

Atas temuan ini, lanjut Zulfikar, pihaknya mengaku telah melaporkannya kepada polisi untuk ditindaklanjuti. “Jadi ini temuan dari sahabat-sahabat Banser berupa ikat kepala bertuliskan simbol yang biasa dipakai HTI, sudah kami serahkan kepada Polisi,” ungkapnya.

Saat disinggung mengenai siapa pembawa simbol yang dianggap terlarang itu, Ketua GP Ansor, Zulfikar Damam Ikhwanto mengaku tidak mengetahui secara pasti. Dia pun meminta kepada semua pihak agar tidak mengenakan simbol yang selama ini dipakai oleh HTI. Sebab, ini bisa memicu konflik.

“Siapa yang membawa kami tidak sampai menginterogasinya, kami juga tidak melarang siapa pun, santri dari manapun boleh ikuti kirab dan apel HSN. Namun simbol-simbol terlarang itu jangan dipakai agar tidak memprovokasi yang lain,” jelasnya.

Zulfikar juga mengimbau semua masyarakat di bisa menahan diri dan sabar jika menemukan hal-hal yang sifatnya mengadu domba. “Kita sudah sepakat untuk serahkan sepenuhnya pada pihak berwajib,” pungkasnya. (ony/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Video Vanessa Angel dan Suami Kecelakaan di Tol Jombang, Anak Selamat':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO